Petugas Air Manggarai, Ikhlas Bertaruh Nyawa Demi Jakarta Bersih

Senin, 12 November 2018 | 20:43 WIB
Petugas Air Manggarai, Ikhlas Bertaruh Nyawa Demi Jakarta Bersih
Petugas UPK, Dwi (26) di pintu air Manggarai (Suara.com/Walda)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aroma bau dan kotor sudah menjadi hal yang biasa dihadapi petugas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) untuk mengangkat sampah-sampah yang tergenang di pintu air Manggarai. Setiap harinya, petugas harus membersihkan sampah yang berasal dari limbah produksi dan limbah rumah tangga.

Dwi (26), satu dari sepuluh petugas UPK yang kerap berjibaku membersihkan sampah yang menjadi pekerjaan yang dianggap paling hina tersebut. Dwi pun mengakui, sangat sedikit orang di Jakarta yang mau bekerja memungut sampah di kali.

"Enggak ada yang mau kerja seperti ini. Geli ngelihatnya," kata Dwi saat berbincang dengan Suara.com di pinggir Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (12/11/2018).

Ayah dua anak ini pun mengaku ikhlas bekerja sebagai petugas kebersihan di pintu air Manggarai. Dia beralasan, memilih bekerja sebagai petugas UPK agar bisa membalas budi sebagai warga Jakarta.

Baca Juga: Kisah Berubah, Tikus Pemberani Kejar Kucing Penakut

"Ya kan saya lahir di Jakarta kan bang ya. Jadi ini balas budi aja selama saya hidup di sini. Saya enggak mau lihat kota saya kotor aja," ujarnya sambil duduk menyantap nasi kotak.

Ia pun mengakui banyak risiko yang dihadapi bahkan bertaruh nyawa. Warga Kwitang, Jakarta Pusat itu bercerita dari insiden kecelakaan dari mulai tertusuk paku hingga hanyut terbawa arus Ciliwung. Saat menerjang bau dan kotoran sampah, Dwi hanya bermodalkan sebuah pelampung.

"Saya sering injek di sini (Pintu Air Manggarai). Paku beling mah sudah risiko pekerjaan lah. Sering sudah enggak kehitung," bebernya.

Luka tertusuk paku yang tak bisa dihitung jari itu karena Dwi harus selepas sepatu bootsnya. Hal itu dilakukan agar dirinya bisa leluas berenang mengambil sampah yang sulit dijangkau alat berat.

"Kalau pakai boots nanti saya tidak bisa berenang," terangnya.

Baca Juga: Persija Tanpa Empat Pilar Hadapi PSM, Begini Komentar Alberts

Meski setiap harinya hanya melihat sampah, Dwi mengaku sangat menyenangi pekerjaan tersebut.
"Ya enaknya sih kerja sambil senang-senang, berenang, main air," ucapnya polos sambil tertawa sedikit.

Berbekal perasaan senang itu, ia tetap semangat menjalani tugasnya sebagai pembersih kali Ciliwung.

"Besok mau ke sini lagi. Mau kelarin Mudah-mudahan lancar dan bisa selesai," katanya sambil menutup nasi kotak yang habis disantap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI