Maruf Amin: Jangan Takut-takuti seperti Genderuwo

Sabtu, 10 November 2018 | 15:11 WIB
Maruf Amin: Jangan Takut-takuti seperti Genderuwo
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin. (Suara.com/Umay Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin menanggapi terkait istilah politik genderuwo yang dipakai presiden Joko Widodo dalam berpidato. Menurut Maruf, diksi politik genderuwo yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya ditujukan untuk membangun komunikasi politik dengan masyarakat agar tak mudah ditakut-takuti dengan isu-isu miring yang disampaikan pihak tertentu.

"Maksudnya itu, kata pak Jokowi, dalam membangun komunikasi politik, jangan menakut-nakuti. Kalau nakut-nakuti, itu seperti genderuwo itu ungkapannya bukan optimisme, tetapi rasa takut," kata Maruf Amin di Jalan Proklamasi nomor 46, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).

Maka itu, Maruf Amin menganggap ada politikus yang kerap melakukan propaganda yang membuat ketakutan dan kekhawatiran di Masyarakat.

"Kan pak Jokowi yang mengatakan kata beliau ada. Kalau pak Jokowi ada, saya ikut Pak Jokowi, saya bilang ada lah," ujar Maruf

Baca Juga: Pose Menggoda Siti Badriah di Mobil Kesayangan, Awas Fokus

Sebelumnya, Presiden Jokowi melontarkan pernyataan yakni politik genderuwo saat pidato pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11/2018).

Dalam pidatonya, Jokowi menyindir politikus yang kerap melakukan propaganda yang membuat ketakutan dan kekhawatiran di masyarakat.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar nggak ya?" kata Jokowi.

Jokowi pun menyebut cara politisi tersebut yakni politik genderuwo.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya 'politik genderuwo',nakut-nakuti," kata dia.

Baca Juga: Menkes Minta RS Jejaring Kardiovaskular Tingkatkan Mutu Pelayanan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI