Jubir BPN: Genderuwo Mitos, Rakyat Lebih Takut Lihat Harga Naik

Jum'at, 09 November 2018 | 22:49 WIB
Jubir BPN: Genderuwo Mitos, Rakyat Lebih Takut Lihat Harga Naik
Presiden Jokowi. (@jokowi/instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juru Bicara Badan Pemenangan (BPN) calon presiden Prabowo Subianto- calon wakil presiden Sandiga Uno, Andre Rosiade menilai istilah politik genderuwo yang digunakan Presiden Jokowi tidak tepat di era milenial saat ini. Pasalnya, kata Andre, rakyat lebih takut dengan harga kebutuhan pokok dan kondisi ekonomi yang tidak menentu dibanding genderuwo.

"Ini kan era milenial. Masa masih saja bawa-bawa genderuwo? Apalagi genderuwo ini kan hanya mitos. Saya yakin, kalau pun mitos genderuwo itu saat ini nyata, rakyat tetap lebih takut jika melihat harga kebutuhan pokok dan kondisi ekonomi," ujar Andre, Jumat (9/11/2018).

Tak hanya itu, Andre mengingatkan kepada Jokowi untuk melihat atau berbicara mengenai masa depan bangsa. Kata Andre, bukan berkutat dengan istilah atau mitos yang tidak ada kaitannya dengan cara memperbaiki kondisi ekonomi bangsa.

"Genderuwo ini coba digambarkan sosoknya. Jangan hanya berhalusinasi dan terperangkap dengan masa lalu apalagi yang berbau mitos," ucap Andre.

Baca Juga: Bima Sakti Akan Interogasi Lilipaly, Kenapa?

Andre juga menyarankan Jokowi memikirkan nilai tukar rupiah terhadap dollar serta menurunkan harga kebutuhan pokok.

"Lebih baik pikirkan bagaimana nilai tukar rupiah kuat menghadapi dollar. Bagaimana janji lapangan kerja untuk anak bangsa. Bagaimana menurunkan harga-harga. Itu yang harus dipikirkan. Jangan-jangan janji yang banyak tak dipenuhi Jokowi itu juga halusinasi," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi melontarkan pernyataan yakni politik genderuwo saat pidato pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11/2018).

Dalam pidatonya, Jokowi menyindir politikus yang kerap melakukan propaganda yang membuat ketakutan dan kekhawatiran di masyarakat.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar nggak ya?" kata Jokowi.

Baca Juga: Selain Dua Tewas, Enam Penonton Drama Kolosal Surabaya Luka-luka

Jokowi pun menyebut cara politisi tersebut yakni politik genderuwo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI