AR Baswedan Jadi Pahlawan Nasional, Anies: Kakek Saya Wartawan

Kamis, 08 November 2018 | 18:21 WIB
AR Baswedan Jadi Pahlawan Nasional, Anies: Kakek Saya Wartawan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Suara.com/Chyntia Sami B)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi Presiden Jokowi, karena memberikan gelar Pahlawan Nasional Tahun 2018 kepada kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan.

Tokoh dari Provinsi DI Yogyakarta itu mendapat gelar Pahlawan Nasional bersama lima tokoh lain yang dianggap sudah berjasa semasa hidupnya untuk Indonesia.

Anies mengatakan, perjuangan keluarga tidak sia-sia. Pasalnya, usulan pengajuan gelar Pahlawan Nasional sudah disampaikan pihak keluarga sejak tahun 2010 di Yogyakarta.

"Karena memang almarhum akhir hayatnya menghabiskan waktu di Jogja. Kebetulan tinggal serumah dengan kakek mulai bayi sampai SMA," ucap Anies di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Baca Juga: Yakin Menang, Prabowo - Sandiaga Tak Ingin Punya Kuasa Hukum

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini kemudian mengingat jasa sang kakek. Saat itu, Anies menceritakan selalu dijemput saat pulang sekolah, tepatnya saat dirinya masih TK.

Anies menerangkan, AR Baswedan hampir setiap hari selalu menulis.

"Beliau seorang wartawan. Seumur hidup sampai akhir hayatnya menulis surat setiap hari, menulis kolom rutin. Saya waktu itu bagian mengantarkan ke kantor pos. Ketika SD, saya bagian mengetik, kalau beliau mendiktekan," kata Anies.

Ia kemudian menceritakan pengalaman uniknya saat membantu kakek mengetik. Saat itu AR Baswedan, kata Anies, selalu menyertakan namanya dalam surat tersebut. Ini membuat Anies bangga.

"Kemudian hari saya baru tahu, bahwa itu cara memberitahu penerima kalau salah-salah ketik yang bikin adalah cucunya. Itu diplomasi yang halus. Membuat yang satu sisi senang, sisi lain tahu," kata Anies.

Baca Juga: Olimpiade 2020, Menpora Minta Cabor Lain Contoh Angkat Besi

Lebih jauh Anies mengatakan, kakeknya suka menulis terkait masalah politik domestik sampai persoalan persatuan, keumatan.

"Praktis, biasanya yang beliau lakukan mengetik lalu media datang mengambil, waktu itu masih diambil tulisannya," katanya.

"Di masa mudanya, beliau aktif membangun Persatuan Arab Indonesia. Mendeklarasikan, mengajak peranakan Arab untuk bersatu, bersama memperjuangkan kemerdekakan. Lalu menjadi anggota BPUPKI dan tinggalnya di Jakarta di Kwitang. Beliau di BPUPKI bersama-sama sampai dengan tahun 1947. Sesudah itu hijrah ke Jogja, karena republik pindah ke Jogja," lanjut Anies.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI