Suara.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku tak ada hal yang dirisaukan dengan kapasitasnya sebagai pengacara organisasi Hizbut Tahrir Indonesia meski saat ini telah bergabung sebagai pengacara pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin untuk Pilpres 2019.
Yusril juga menegaskan tak akan mundur dari posisi sebagai pengacara HTI dan pengacara Jokowi. Dia juga memastikan tidak ada konflik kepentingan saat menjalani kedua jabatan tersebut.
"Masih (jadi pengacara HTI) dan tidak ada masalah yah. Masalahnya apa? Orang harus mundur kalau dia ada konflik kepentingan, conflict of interest dalam hal ini saya jadi pengacara HTI dengan pengacara pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden pak Jokowi pak Maruf," kata Yusril kepada Suara.com, Kamis (11/8/2018).
Dia juga mengklaim Jokowi dan Ma'ruf juga tak keberatan meski dirinya masih memberikan pendampingan hukum terhadap HTI, organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah. Bahkan, kata dia, Jokowi menganggap dirinya sebagai seorang profesional dalam menangani perkara hukum.
Baca Juga: Gerbang Venue Konser Guns N Roses Dibuka, Penonton Berlarian
"Ah enggak dia bilang 'Yusril tuh bicara profesional dia enggak bersebrangan dengan saya' pak Jokowi sendiri yang bilang, malah ada yang mempersoalkan, aneh," ujarnya.
Meski ditunjuk sebagai pengacara HTI, dia menolak bila keyakinannya dianggap sama dengan HTI. Yusril pun mencontohkan pernah menjadi pengacara pengikut Partai Komunis Indonesia. Namun, dia hanya menjalani pekerjaannya sebagai pengacara dan hanya berbicara dalam koridor hukum
"Masalah HTI itu saya bela bukan berarti saya sepaham dengan HTI kan enggak. Saya pernah membela orang PKI terus apa saya PKI? kan enggak, saya orang Masyumi kok orang PBB. Nggak mungkin jadi orang PKI, malah PKI musuhan sama kita," pungkasnya.