Edan! Biaya Padamkan Kebakaran Hutan Sumsel Sampai Rp 1 Triliun

Kamis, 08 November 2018 | 17:51 WIB
Edan! Biaya Padamkan Kebakaran Hutan Sumsel Sampai Rp 1 Triliun
Helikopter MI-8MTV-1 milik BNPB melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Muara Belida, Muara Enim, Sumatera Selatan, Sabtu (16/9).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengeluarkan anggaran sampapi Rp 1 triliun untuk membiayai pemadaman kebakaran hutan. Anggaran itu diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN.

Tingginya anggaran tersebut lantaran Sumsel, khususnya Palembang, menjadi salah satu tuan rumah Asian Games 2018 beberapa waktu lalu.

Kepala Bagian TU Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) wilayah Sumatera, Kurniawati Negara, memprediksi pada 2019 mendatang angka tersebut akan melebihi jumlah yang telah digelontorkan sebelumnya.

Menurutnya, karhutla yang melanda beberapa wilayah Sumsel yang didominasi lahan gambut karena mudah terbakar oleh cuaca panas. BPPIKHL Wilayah Sumatera bersama tim Manggala Agni yang tersebar di empat di daerah Sumsel operasinya, berhasil menekan jumlah kebakaran dengan berbagai upaya.

Baca Juga: Potensi Kebakaran Hutan Menurun, Manggala Agni Tetap Siaga

"Kita tetap fokus pada pencegahan ketimbang pengendalian dengan kegiatan patroli terpadu dan mandiri di tiap daerah operasi," tegasnya dalam Publikasi Pencapaian Pemadaman Karhutla oleh BPPIKHL di Hotel Peninsula, Kamis (8/11/2018).

BPPIKHL Wilayah Sumatera sendiri mencatat, total luas karhutla hingga September 2018 sebesar 7.320,5 hektare dengan luas terbesar. Dari jumlah ini, Provinsi Riau masih cukup tinggi yakni 35,6 persen dan terkecil di Sumatera Barat.

“Untuk wilayah Sumsel hingga 13 September 2018 sebanyak 824 hotspot lahan se Sumsel jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 1012 hotspot lahan yang paling sering terjadi kebakaran yaitu wilayah Kabupaten OKI dengan 213 titik hotspot,” katanya.

Daerah Operasi di wilayah Sumsel meliputi Muba, Banyuasin, OKI, dan Lahat. Dengan jumlah anggaran cukup banyak, ia akan memprioritaskan kebutuhan fasilitas di tiap daops. Lahan gambut mudah terbakar karena tanahnya sebagian mengandung zat organik seperti oksigen sehingga mudah terpancing oleh panas terutama saat kemarau kering.

"Untuk November hingga Desember kita lebih banyak prepare untuk tahun depan atau pemulihan," katanya.

Baca Juga: Kebakaran Hutan, Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup

Sementara, Kepala Daerah Operasi Manggala Agni wilayah Banyuasin Adi Firmansyah menjelaskan, pembinaan terhadap masyarakat peduli api (MPA) merupakan ujung tombak pencegahan karhutla di lapangan.

"Tantangan kami meliputi perubahan iklim yang ektsrem hingga masyarakat yang nakal membakar lahan. Karena itu kami Manggala Agni di tiap Daerah operasi masyarakat kami beri sosialisasi bahayanya, pencegahan bakal kita fasilitasi. Yang pasti kami tetap komitmen untuk membantu pemerintah yang sifatnya pencegahan," pungkasnya.

Kontributor : Andhiko Tungga Alam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI