Suara.com - Sri Wahyuni, perempuan paroh baya di Ciputat, Tangerang Selatan, yang membakar dirinya sendiri sembari meracau dituduh menjadi penyebab pesawat Lion Air JT 610 jatuh, akhirnya dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dirawat di dua rumah sakit.
Kasat Reskrim Polresta Tangsel Ajun Komisaris Alexander Yurikho mengatakan, Sri Wahyuni dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (7/11/2018).
”Jenazahnya dibawa langsung ke Lamongan, Jawa Timur, kampung halamannya,” kata Yurikho kepada Suara.com, Kamis (8/11/2018).
Sri melakukan aksi bakar diri pada hari Selasa di rumah indekosnya. Ia menyiramkan minyak tanah ke seluruh tubuh dan menyulutnya memakai korek gas.
Baca Juga: 6 Fakta Menarik Timnas Indonesia di Piala AFF
Saat membakar diri, kata Alexander, Sri juga meracau banyak hal saat si jago merah mulai menjilati tubuhnya. Salah satunya ialah, ia mengakui dituduh seseorang menjadi penyebab pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut.
"Pada saat tubuh korban terbakar, korban masih bisa berkata ’Saya dituduh jadi penyebab kecelakaan Lion Air. Selain itu, SW juga meracau telah membunuh orang, dituduh berzina dengan orang Arab,” tukasnya.
Alex mengatakan, dugaan sementara, korban mengalami depresi. Kejadian bermula saat korban pergi ke warung dan hendak membeli dua minuman bersoda dan obat dengan jenis Neo Napacin sekitar pukul 07.30 WIB.
Tetangga korban bernama Habibullah, yang curiga dengan gerak-gerik korban langsung bertanya, namun tak sepatah kata keluar dari mulut korban.
Tepat pada pukul 08.00 WIB, aksi nekat tersebut terjadi di ruang tengah kontrakan yang Sri sewa bersama suaminya, DH.
Baca Juga: Prevalensi Kanker Perempuan 27 Persen dari Total Kasus Kanker
Melihat isrinya membakar diri, DH langsung menarik Sri keluar rumah kontrakan.
"Sekitar pukul 08.00 WIB korban membakar diri di ruang tengah dengan menyiram minyak tanah dari botol mineral dan korek gas," jelas Alex.
Alex mengatakan, DH bersama para tetangga seketika berusaha memadamkan api yang membara di tubuh Sri. Selain menyiram air, DH juga menyemprotkan alat pemadam api ringan.
Sri sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Selatan karena luka bakar di tubuhnya mencapai 70 persen. Setelahnya, Sri dirujuk untuk dirawat di RS Fatmawati.