Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bersyukur kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan akan dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi. Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2018, baru akan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/10/2018) pukul 13.00 WIB.
"Saya pribadi saya tumbuh besar bersama kakek di rumah sampai saya SMA. Dan pengalaman bersama itu mengesankan luar biasa," ujar Anies di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Menurut Anies, AR Baswedan merupakan orang yang sangat mencintai Indonesia. Ia menyebut semua pikiran, langkah, dan tindakan, kakeknya itu selalu diutamakan untuk kepentingan bangsa.
"Bahkan anaknya yang duduk di belakang ini namanya Imlati, itu lahir bulan Juli ketika beliau masih anggota BPUPKI. Imlati itu kepanjangan, Indonesia Merdeka Lekas Akan Tercapai Insyaallah," kata Anies.
Baca Juga: Jokowi Angkat 6 Tokoh Jadi Pahlawan Nasional, Ada Kakek Anies
"Seperti membaca bahwa bulan depan Allah mentakdirkan kita merdeka," lanjut Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menerangkan, keluarga sudah mengajukan gelar pahlawan kepada pemerintah untuk AR Baswedan dari tahun 2012 lalu, namun baru dijawab hari ini.
"Proses ini mulai tahun 2012, alhamdulillah kita bersyukur bahwa pemerintah menganugerahkan itu dan ini amanat bagi kita semua untuk meneruskan perjuangan," jelas Anies.
Sosok AR Baswedan
AR. Baswedan lahir di Surabaya, Jawa Timur, 9 September 1908 – meninggal di Jakarta, 16 Maret 1986 pada umur 77 tahun. A.R. Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante. A.R.
Baca Juga: Mau Jadi Ban Serep Anies, Agung Yulianto Santai
AR. Baswedan adalah seorang pemberontak pada zamannya. Harian Matahari Semarang memuat tulisan Baswedan tentang orang-orang Arab, 1 Agustus 1934. A.R. Baswedan memang peranakan Arab, walau lidahnya pekat bahasa Jawa Surabaya, bila berbicara. Dalam artikel itu terpampang foto Baswedan mengenakan surjan dan blangkon.