Menengok Cara Identifikasi Korban di Posko Antemortem RS Polri

Selasa, 06 November 2018 | 15:23 WIB
Menengok Cara Identifikasi Korban di Posko Antemortem RS Polri
Petugas memindahkan dua kantong jenazah korban pesawat Lion Air JT 610 saat tiba di RS Polri, Jakarta Timur, Selasa (30/10). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Post Antemortem Rumah Sakit Polri Kramat Jati bersiaga selama 24 jam untuk menampung data-data yang diberikan keluarga korban insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610

Ketua Tim Antemortem RS Polri Komisaris Besar Saljiayana menjelaskan, tahapan yang awal akan dilakukan di posko antemortem yakni akan menanyakan kepada keluarga seputar jenis kelamin dan profil korban yang dinyatakan hilang.

"Kita menerima keluaraga akan diperiksa dan apa hubungan dengan penumpang (korban). kemudian dari pelapor itu, kita ketahui alamat dan kita tanyakan jenis kelamin, umur dan lain-lain yang sangat umum. Itu juga sangat penting karena data itu akan dibawa ke rekonsisiliasi," kata Saljiayana di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (6/11/2018).

Menurutnya, keluarga diminta untuk membawa data antemortem yang akan diperlukan di antaranya tanda-tanda yang melekat sebagai ciri khas korban di antaranya, tato, tahi lalat dan rekam gigi korban.

Baca Juga: Tak Bawa Shaqiri ke Belgrade, Klopp: Dia Bisa Menerimanya

"Kita minta keluaraga korban untuk membawa ijazah yang ada sidik jari. Kemudian data gigi, data ini kita telusuri dengan menanyakan apakah yang bersangkutan pernah ke dokter gigi atau tidak," kata dia.

Setelah itu, pihak RS Polri akan mengambil DNA sampel dari keluarga korban. DNA yang diambil berasal dari salah satu anggota kerga yang satu garis keturunan dengan korban.

Setelah proses DNA selesai, masuklah kedalam proses wawancara. Dalam proses wawancara ini, salah satu keluarga korban akan ditanyakan terkait ciri fisik korban.

"Pewawancara akan menanyakan ciri-ciri medis korban. Itu semua sedetail-detailnya akan menceritakan. kemudian ciri-ciri di wajah akan ditanya sepeti tahi lalat, atau tanda lahir atau bahkan tato, yang keluaraga dekat pasti tahu dengan itu," rincinya.

Ciri fisik korban saat terakhir kali juga ditanyakan oleh pihak Rumah Sakit Polri. Diantaranya pakaian yang dipakai seperti baju, sepatu dan lainya. Namun jika saat itu keluarga tidak bisa menjelaskan ciri fisik, pihaknya menyediakan call center untuk wawancara lebih detail.

Baca Juga: Turki Tangkap Anggota ISIS yang Jadi Donatur Teroris di Indonesia

"Kemudian kita seleksi berapa jumlah penumpang perempuan, laki-laki atau anak-anak. Itu yang kita dalami untuk pertandingan sidang rekonsiliasi," jelasnya.

Data postmortem dan antemortem  akan dicocokan dalam sidang rekonsiliasi. Dari hasil rekonsiliasi tersebutlah data jenazah sudah bisa teridentifikasi.

"Kalau ada pihak keluaraga yang kerap dihubungi berarti ini sudah mendekati (hasil Identifikasi)," pungkasnya.

Sejauh berjalannya proses identifikasi jenazah, keluarga selalu responsif ketika diminta untuk memberikan data, sampel DNA dan sebagainya. Semua pihak keluarga pun selalu berkomunikasi RS Polri terkait kelanjutan pemeriksaan tersebut.

"Dari semua keluarga tidak ada yang tidak bisa dihubungi. Bahakan lebih proaktif untuk menanyakan sudah sampai masa proses yang dilakuakan," bebernya.

Diketahui, tim Disaster Victims Investigation (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati berhasil mengidentifkasi 13 jenazah dan sudah dipulangkan kepada keluarga. Ini adalah hasil identifikasi jenazah baru setelah sebelumnya tim DVI berhasil mengidentifikasi 14 jenazah. Sampai saat ini, total 27 jenazah korban Lion Air JT610 berhasil diidentifikasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI