Suara.com - Ade Supardi, seorang montir di Jakarta Timur diduga tewas akibat terkena peluru nyasar dari oknum polisi Polda Metro Jaya. Ia sehari-hari diketahui tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Asem RT 14/09, Ciracas, Jakarta Timur.
Namun selama kurang lebih empat bulan menempati kontrakan itu, Ade diketahui tidak pernah melapor ke Ketua RT setempat.
Suara.com pun sempat menemui Ketua RT 14, Hidayat. Hidayat pun membenarkan jika Ade, korban tewas diduga terkena peluru nyasar itu belum pernah melapor.
"Belum sempat melapor ke saya. Biasanya sehari atau dua hari setelah pindahan harusnya melapor," ujar Hidayat, Selasa (6/11/2018).
Baca Juga: Kubu Prabowo Minta Ma'ruf Amin Introspeksi Soal Ahli Maki-maki
Selaku ketua RT, Hidayat cukup menyayangkan hal tersebut. Seharusnya, Ade melapor ke pihak RT agar bisa didata sehingga ketua RT lebih mudah mengkoordinir warganya.
"Paling kalau habis pindahan gak sampai seminggu atau dua minggu kan untuk berberes-beresnya. Sehabis beres-beres seharusnya langsung lapor," katanya.
Namun demikian, selama tinggal di daerahnya, Hidayat tidak pernah sekalipun mendengar kabar miring tentang Ade. Ade dikenal sebagai pemuda ramah dan tidak pernah bikin onar.
"Dia (Ade) gak pernah buat onar, tapi kalau dibilang tertutup sih tertutup," imbuh Hidayat.
Sebelumnya, Ade diperikirakan tewas sekitar pukul 22.30 WIB pada Sabtu (3/11/2018). Ia tewas tepat di depan gang rumahnya yang letaknya tidak jauh dari kontrakan yang ia tempati.
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Tol Gresik, Korban Tewas Jadi 5 Orang
"Saya awalnya sedang tidur. Istri saya dengar suara ledakan di depan gang. Istri saya kira ini suara petasan, " ujar tetanggka korban, Abdul Kodir.