Suara.com - Tim Psikologi Polri terus memberikan pelayanan terhadap keluarga korban kecelakaan insiden jatuhnya peswat Lion Air JT 610. Pelayanan dilakukan di posko Antemortem RS Polri Kramat Jati dan posko di Hotel IBIS, Cawang, Jakarta Timur.
Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, AKBP R. Jarwo mengatakan ada beberapa hal yang dapat memperburuk kondisi psikologis keluarga korban. Salah satunya yakni pembahasan asuransi.
"Yang sensitif itu misalnya menyinggung masalah asuransi. Kebanyakan dari mereka tidak pas waktunya jika masalah asuransi disampaikan dalam jumpa pers. Langsun saja pro aktif, pertugasnya kepada keluarga korban untuk urus hal itu," ujar Jarwo, Senin (5/11/2018).
Selain itu hal lain yang terbilang sensitif dan dapat memperburuk keadaan psikologis keluarga yakni penggunaan kata “korban”. Tim psikologi akan sebisa mungkin tidak menggunakan kalimat "korban" saat berinteraksi dengan kelurga.
Baca Juga: Putra Amien Rais Masuk Bursa Wakil Ketua DPR RI
"Penggunaan kata korban juga berpengaruh ya. Jadi kami ganti kata korban menjadi kata penumpang saat sedang berinteraksi dengan keluarga" lanjutnya.
Hal lain yang harus di perhatikan yakni kondisi psikologis korban saat menerima kabar tentang sanak keluarganya. Karena ada beberapa keluarga yang masih 'shock' tidak terima dengen peristiwa nahas itu.
"Yang kedua memberikan pemahana secara psikokogis supaya mereka siap menerima informasi secara apapun terkait kondisi dari penumpang (korban)," tuturnya.
Selain memberikan pendampingan psikologis kepada orang dewasa, tim psikologis polri juga menyoroti kondisi anak - anak keluarga korban. Anak - anak juga mendaptakan pelayanan dari tim psikologis Polri.
"Ada area bermain anak anak. Jadi anak-anak kita ajak bermain main," katanya.
Baca Juga: Pajang Nomor Rekening di Koran, Tim Jokowi Tak Merasa Kampanye
Namun pelayanan psikologis itu tidak diberikan setiap saat. Pihaknya hanya melayani keluarga korban sampai keadaan psikologisnya mulai membaik.