Begini Cara Polisi Tenangkan Psikologis Keluarga Korban Lion Air

Senin, 05 November 2018 | 16:07 WIB
Begini Cara Polisi Tenangkan Psikologis Keluarga Korban Lion Air
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah satu minggu berlalu usai insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Sejak saat itu, posko pengaduan antemortem RS Polri, Keramat Jati menangani berbagai aduan dari para keluarga korban.

Tim psikologi dari Polri ikut ambil bagian dalam pelayanan di posko antemortem tersebut. Mereka bertugas menenangkan kondisi psikologis keluarga korban.

Kabag Psikologi Polda Metro Jaya, AKBP Jarwo menjelaskan, bagaimana proses pendampingan psikologi keluarga korban. Ia mengatakan, pihaknya menempatkan dua pos pengaduan bagi para keluarga korban.

"Kita ada dua posko penganduan, ada yang di hotel IBIS Cawang dan di RS Polri," ujarnya di Hotel IBIS, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

Baca Juga: Sinyal Black Box Lion Air Bagian CVR Hilang Sejak 2 Hari

Untuk di RS Polri Sendiri, pihaknya akan mengamati kondisi keluarga korban yang membutuhkan pendampingan psikologi. Keluarga korban nantinya akan diarahkan ke sebuah ruangan untuk didampingi secara psikologi.

"Misalnya kita lihat ada keluarga yang nampak sedih, nangis-nangis. Nah itu kita ajak bincang-bincang kita tarik ke ruangan konseling," ujar dia.

Dalam pendampingan psikologi itu, tim psikologi Polri dipersiapkan sebagai pihak pendengar keluh kesah keluarga korban. Terapi menjadi pendengar ini diyakini dapat meringankan beban psikologis korban. Tidak hanya menjadi pendengar yang baik, tim pikologi Polri juga melakukan beberapa treatment khusus kepada keluarga korban.

"Ya ketika dia ingin bercerita kita dengarkan saja. Kita tempatkan posisi sebagai pendengar. kita juga ajak bernapas secara teratur, kita berikan kalimat-kalimat menyejukan, menenangkan dan membesarkan hati," jelasnya.

Hal lain yang harus di perhatikan yakni kondisi psikologis korban saat menerima kabar tentang sanak keluarganya. Karena ada beberapa keluarga yang masih shock atau terkejut tidak terima dengan peristiwa nahas itu.

Baca Juga: Takut Nikah, Bujang Lapuk Justru Gerayangi Gadis SD di Toilet

"Yang kedua memberikan pemahaman secara psikokogis supaya mereka siap menerima informasi apapun terkait kondisi dari penumpang (korban)," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI