Suara.com - Anggota Tim Kampanye Nasional pasangan Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin, Inas Nasrullah Zubir menilai pernyataan Cawapres Ma’ruf Amin soal Al-Makiyun atau ahli maki-maki sebagai bentuk sindiran kepada kubu seberang, Capres - Cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Inas menganggap Prabowo harus dinasehati Ma’ruf Amin karena pidatonya selalu menimbulkan kontroversi. Pernyataan Prabowo yang menjadi sorotan baru-baru ini setelah menyinggung tampang warga Boyolali.
"Pernyataan Prabowo yang menganalogikan kemiskinan dengan tampang Boyolali adalah bentuk komunikasi politik yang amburadul yang tidak mengindahkan kaidah berbangsa dan bernegara yang baik," kata Inas kepada wartawan, Senin (5/11/2018).
Menurut Inas, di berbagai kesempatan Ma’ruf selalu mengimbau kepada masyarakat untuk berkomunikasi secara santun dan tidak memaki-maki. Meski demikian, ia menganggap pernyataan Capres nomor urut 01 yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu selau menyinggung masyarakat.
Baca Juga: Jorry, Pria Pemanja Itu Kini Telah Tinggalkan Kekasih
"Kalau kita lihat berbagai video Prabowo dalam berpidato, isinya lebih banyak caci maki sehigga perlu dinasehati oleh Pak Kyai," ujarnya.
Lebih jauh Inas mengatakan, pernyataan Prabowo yang menyinggung hati masyarakat kecil bukan hanya soal tampang warga Boyolali. Menurut Inas Prabowo sering berbicara dengan meremehkan lawan bicaranya, termasuk kepada wartawan.
"Maki-maki Prabowo tidak hanya sebatas di Boyolali, tapi juga terhadap wartawan yang dia anggap tidak mampu masuk mall," pungkasnya.
Untuk diketahui, Maruf Amin menyebut Indonesia pada zaman kiwari banyak aliran "al-makiyun", maksudnya bukan ahli Mekah, tapi suka memaki-maki.
"Ya sebaiknya dalam berkomunikasi jangan dengan cara maki-maki, tapi dengan cara yang santun," kata Maruf dalam sambutan peresmian Rumah Aspirasi Rakyat #01 di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, pada Minggu kemarin.
Baca Juga: Tokopedia Resmi Gunakan Ovo untuk Gantikan Tokocash