Suara.com - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyebut pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pecah saat bersentuhan dengan air. Ini berdasarkan analisa dari serpihan-serpihan kecil pesawat dengan rute penerbangan Jakarta – Pangkal Pinang.
Menurut Soerjanto, pesawat yang membawa 189 orang ini dalam keadaan utuh sebelum berada di dalam air.
"Ini menandakkan bahwa semua serpihan berawal dari pesawat mengalami pecah ketika bersetuhan air dan pesawat tidak pecah di udara,” ujar Soerjanto dalam jumpa pers proses evakuasi Lion Air JT 610 bersama Basarnas, TNI, Kementerian Perhubungan, KNKT, DVI Polri dan Jasa Raharja, di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018)
“Kalau pecah di udara sebelum menyentuh air maka serpihannya akan sangat hebat dan ini memang pesawat saat menyentuh air dalam keadaan utuh," Soerjanto menambahkan.
Baca Juga: KPK Usut Aliran Suap ke Neneng, Lippo GroupTerancam Dipidanakan
Lebih jauh, pesawat nahas Lion Air PK-LQP menyentuh air dengan kecepatan tinggi. Hal tersebut, kata Soerjanto, terlihat dari serpihan-serpihanpesawat yang ditemukan dalam bentuk serpihan kecil.
"Serpihan-serpihan ini sudah dalam bentuk kecil-kecil itu menandakkkan bahwa ketika pesawat menyentuh air air dengan kecepatan cukup tinggi. Maka serpihan yang terjadi adalah sedemikian rupa kecil-kecil menandakkan energi yang dilepas ketika itu sangat luar biasa," kata dia.
Sementara mesin pesawat yang ditemukan dalan keadaan hidup. Namun ia belum bisa memastikan bagian mesin tersebut apakah mesin di bagian kanan atau kiri.
"Namun dari mesin ini, ini kita bisa ambil suatu kondisi dimana saat mesin ini sentuh air ini dalam keadaan hidup. Hal ini ditandai hilangnya semua turbin dan kompresor menandakan pada saat impact kepada air, mesin ini dalam keadaan hidup dengan putaran yang cukup tinggi. Boleh dikatakan dari mesin ini nggak ada salah," kata dia.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Dalami Laporan Soal Pidato Prabowo Subianto