Kalah dari Prabowo di Survei, Jokowi yakin Menang di Banten

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Minggu, 04 November 2018 | 17:13 WIB
Kalah dari Prabowo di Survei, Jokowi yakin Menang di Banten
Naik motor custom, Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan blusukan ke Pasar Anyar, Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018). (Foto: Kris/ Biro Pers Setpres)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon Presiden nomor urut 1 Joko Widodo atau Jokowi yakin dapat menang di Banten pada Pemilihan Presiden 2019. Dengan demikian, Jokowi mengajak seluruh timses dan relawan bekerja keras, mengingat hasil survei terakhir soal elektabilitasnnya bersama Ma’ruf Amin kalah 9 persen dari pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.

"Saya insya Allah (kalau ada) survei lagi Desember, saya yakini sudah berubah karena sudah ada kesanggupan-kesanggupan dari keluarga besar Tubagus Chasan Sochi," ujar Jokowi dalam Konsolidasi Tim Kampanye Daerah, Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Banten, di ICE Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018).

Untuk diketahui, Jokowi bersama dengan Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Sabtu (3/11) kemarin mendapat dukungan dari Keluarga Besar Tubagus Chasan Sochi, antara lain adalah Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.

"Keluarga besarnya bertekad nanti pertengahan Desember survei hasilnya akan berubah. Di sini juga memiliki semangat yang sama, Insya Allah Desember nanti berubah karena para ulama, kiai siap menyampaikan tekad yang sama karena kita tahu Calon Wapres Ma'ruf Amin adalah putra asli provinsi ini," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jurnalis Detik Diintimidasi Liput Aksi Tauhid, AJI: Usut Tuntas

Capres petahana ini menerangkan, berdasarkan survei internalnya, dukungan masyarakat desa kepada dirinya dan Ma'ruf Amin tidak goyah setahun belakangan.

"Mereka diterpa isu apa saja tidak goyah, kalau orang kota masih goyah karena orang kota pegang 'gadget', handphone, jadi gampang kena hoaks di media sosial, banyak diterpa kabar bohong," kata Jokowi.

Dalam kesempatan ini Jokowi lagi-lagi membantah anggapan sebagian orang kalau pemerintahan di era kepemimpinannya sudah melakukan kriminalisasi ulama dan anti-Islam selama menjabat sebagai Presiden periode 2014 - 2019.

"Saya tiap hari keluar masuk pesantren, tidak tahu berapa ratus berapa ribu pesantren yang saya masuki, kok di balik-balik begitu. Sekarang cawapresnya sudah topnya ulama, Prof Ma'ruf Amin Ketua MUI, tapi sekarang sudah tidak ada yang berani bicara tadi,” ucap Jokowi.

“Saya tanya yang dikriminalisasi yang mana. Kalau ada yang bermasalah dengan hukum itu wilayahnya hukum, wilayah polisi, sabar-sabar,” Jokowi menambahkan.

Baca Juga: Jokowi akan Rekrut Stafsus Presiden Disabilitas Lulusan Amerika

Terkait ini, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agar politik harus dilakukan secara beretika.

"Kalau sudah dijelaskan, rakyat akan mengerti bahwa pemerintah sudah kerja keras. Mari berpolitik dengan beretika, bertata krama, selalu saya kemukakan agar tidak main hantam kromo seperti isu-isu yang saya sampaikan tadi," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI