Aksi turun ke jalan itu berakhir sekitar pukul 11.00 WIB dan mereka membubarkan diri kembali ke daerah asal masing-masing.
Sementara itu, di gedung Balai Sidang Mahesa, massa lain juga berkumpul dan mengikuti orasi-orasi yang disampaikan tokoh masyarakat setempat.
Seno Kusumoharjo, salah satu tokoh masyarakat Boyolali, menyatakan kekecewaan atas pidato Prabowo.
Menurutnya, Boyolali adalah kota yang tenang dan tenteram bersahaja. Namun hari ini warga Boyolali mengespresikan kemarahan mereka dan memprotes pidato Prabowo.
Baca Juga: Bukan Overdosis atau HIV, Ini Penyebab Pretty Asmara Meninggal
Dia juga menyatakan keberatan dan protes atas pelecehan terhadap wilayah dan rakyat Boyolali.
“Pernyataan Prabowo adalah bentuk pelecehan terhadap wilayah Boyolali,” ujarnya.
Karenanya, dia mengajak warga Boyolali agar tidak memilih Prabowo Subiyanto sebagai presiden pada Pemilu 2019.
“Pesan satu, satu pesan, yang perlu disampaikan kepada warga Boyolali di mana pun berada. Apa pun agamanya, apa pun profesinya, apa pun partainya, adalah haram memilih Prabowo sebagai presiden dalam Pemilu 2019,” ujarnya, disambut riuh ribuan warga yang memadati gedung yang dikenal dengan Dome tersebut.
Berita ini kali pertama diterbitkan Solopos.com dengan judul “Ribuan Warga Boyolali Turun ke Jalan Protes Pidato Prabowo”