Ia tak percaya atas apa yang dilihatnya dalam video WA itu: Lion Air, JT 610, Aryobaba, Paul Ferdinand, Jakarta - Pangkal Pinang, seet 24B.
Skripsi yang Tak Pernah Usai
“Jorry terlalu keasyikan bekerja sebagai magang, sehingga skripsinya terbengkalai. Beberapa waktu kebelakang, akhirnya di tersadar dan ingin menyelesaikan skripsi, tapi inilah takdirnya,” tutur Franky yang tengah bersedih setelah bagian jasad sang kemenakan diserahkan kepada pihak keluarga.
Franky bersetia menemani peti mati berisi Jorry di Rumah Duka Cini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11).
Ia bersaksi, Jorry adalah anak baik serta pintar, sehingga dulu bisa diterima masuk berkuliah di Universitas Indonesia—salah satu kampus bergengsi di Indonesia.
Pada masa pembelajarannya, Jorry juga melakukan kerja magang sebagai salah satu syarat kelulusan. Namun, aktivitas magang itu justru membuat Jorry lupa terhadap perkuliahan.
“Dia sudah 5 tahun berkuliah, karena keasyikan magang, jadi lupa bikin skripsi. Waktu itu saya bilang kepadanya, ‘Jorry, ini sudah waktunya bikin skripsi’. Tapi, kecelakaan itu mengakhiri segalanya,” tuturnya.
“Inilah takdir Jorry. Kita manusia, tak bisa melawan takdir.”
Gaji Pertama untuk Putri
Deryl Fida Febrianto tampil meyakinkan saat memasuki badan burung besi bernomor punggung JT 610 milik perusahaan Singa Merah tersebut, Senin 29 Oktober pagi.