Penyelam Wafat: Bukan Kali Pertama Syahrul Eko Bantu Evakuasi

Sabtu, 03 November 2018 | 12:37 WIB
Penyelam Wafat:  Bukan Kali Pertama Syahrul Eko Bantu Evakuasi
Tim SAR gabungan saat melakukan proses pencarian pesawat Lion Air PK - LPQ di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Rabu, (31/10/2018) [Suara.com/Fakhri Hermansyah].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Syahrul Eko, seorang penyelam anggota tim evakuasi pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK - LQP dan nomor penerbangan JT 610  meninggal saat bertugas dalam proses evakuasi pada Jumat (2/11/2018).

Leader Indonesia Rescue Diver Team, Bayu Wardoyo mengungkapkan jika sosok Syahrul Eko memiliki hobi menyelam. Berawal dari kesukaan itu, lelaki yang yang diketahui tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan ini ikut membantu proses evakuasi pencarian korban kejadiaan nahas itu.

"Syahrul ini memang orang yang senang menolong, senang membantu. Dia tinggal di Makassar karena kebetulan dia seorang penyelam yang andal, ia kami ajak bila ada misi-misi seperti ini," kata Bayu Wardoyo di Posko Evakuasi Lion Air, JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

Bukan kali pertama Syahrul terlibat dalam proses evakuasi pencarian korban kecelakaan pesawat terbang. Bayu mengatakan jika Syahrul pernah terlibat dalam pencarian korban kecelakaan pesawat Air Asia beberapa waktu silam.

Baca Juga: Internal Citilink Diisukan Bermasalah, Apa Komentar IPI?

"Dia itu terlibat lama waktu pencarian pesawat Air Asia. Dia salah satu orang yang cukup lama," jelasnya.

Bayu Wardoyo mengatakan jika Syahrul Eko merupakan penyelam yang paling lama dalam proses evakuasi pencarian pesawat Air Asia. Tiga minggu lamanya, Syahrul menjadi penyelam yang paling banyak mengangkat jenazah saat itu.

"Dia salah satu paling banyak angkat jenazah. Orangnya ringan tangan. Basarnas Makassar merasa kehilangan banget karena dia salah satu relawan yang paling rajin membantu," tutur Bayu.

Lebih jauh, ia menjelaskan jika sudah menjadi risiko bagi para penyelam yang harus berhadapan dengan maut saat menyelam.

"Itu memang risikonya. Kami berada di lokasi yang bukan tempat hidup manusia, di air 'kan. Kita hidup di darat saja risikonya banyak apalagi ini, yang bukan tempat tinggal kita," ungkapnya.

Baca Juga: Aliando Syarief Akui Cinlok dengan Aurora Ribero

Jasad Syahrul Eko dibawa menuju Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta dari dermaga. Dirinya dinyatakan meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI