”Nilai-nilai luhur yang dilatarbelakangai keyakinan atas budaya, menunjukkan rasa simpati dan empati memang sudah luntur di banyak tempat. Malah ada juga yang terang-terangan berpindah kebudayaan ke bangsa lain. Namun, di beberapa daerah, nilai-nilai itu masih kokoh terjaga. Semoga nilai, norma, yang selama ini membangun Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat akan selalu terjaga,” tulisnya.
Jannatun Cyntia Dewi yang menjadi salah satu korban pesawat Lion Air JT 610 sedianya akan bertugas selama tiga hari Pangkal Pinang, Bangka-Belitung.
Ia merupakan salah satu pegawai Kementerian ESDM. Oleh keluarga, almarhum dikenal sebagai sosok yang cerdas dengan selalu mendapatkan beasiswa selama menempuh pendidikan hingga tingkat kuliah. Bahkan ia hanya menghabiskan waktu dua tahun ketika bersekolah di SMAN 1 Sidoarjo.
Baca Juga: Soal Penahanan Taufik, Pimpinan KPK Tunggu Masukan Penyidik
Ibunda Pingsan
Surtiyem, ibu dari Jannatun Cintya Dewi sempat pingsan saat jenazah anaknya tiba di rumah duka, di Desa Suruh, Sukodono. Jenazah Cintya atau yang biasa dipanggil Yayas ini tiba di rumah duka pada Kamis pagi sekitar pukul 07.30 WIB dan langsung dibawa masuk ke dalam ruang tamu rumah keluarga.
Sementara itu, Bambang Supriyadi ayah korban terlihat lemas dan didampingi oleh keluarga saat menuju ke lokasi pemakaman.
"Kami dari Kementerian ESDM merasa kehilangan salah satu putri terbaik yang ada di tempat kami," kata perwakilan Sekjen Kementerian ESDM Endang Sutisna seusai pemakaman di tempat pemakaman umum Desa Suruh, Sidoarjo.
"Kami sangat merasa kehilangan atas peristiwa ini, kalau ada kesalahan semoga bisa dimaafkan supaya jenazah almarhumah ini diterima Tuhan Yang Maha Esa," katanya.
Baca Juga: Aksi Bela Tauhid Dimulai, Pendemo Memaksa Buka Kawat Berduri