Bantah BPJS, Lion Air: Gaji Pilot JT 610 per Bulan USD 9.000

Kamis, 01 November 2018 | 19:13 WIB
Bantah BPJS, Lion Air: Gaji Pilot JT 610 per Bulan  USD 9.000
Bhavye Suneja,Pilot Lion Air asal India yang jatuh di Tanjung Karawang. (Foto: Istimewa/Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Manajemen maskapai Lion Air ‎membantah pilot pesawat bernomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) awal pekan ini bergaji Rp 3,7 juta per bulan.

Menurut maskapai berlogo Singa Merah ini, tidak ada pilotnya yang digaji Rp 3,7 juta.

Presiden Direktur Lion Group Edward Sirait menyebutkan, pilot asing di Lion Air tidak digaji dalam nominal Rupiah, tetapi dalam Dolar Amerika Serikat.

"Gajinya itu USD 9.000. Jadi tidak benar (gajinya) Rp 3,7 juta," ujar Edward saat berbincang dengan Suara.com, Kamis (1/11/2018).

Baca Juga: Senin, Dewi Perssik Laporkan Keponakan ke Polda Metro Jaya

Dengan gaji tersebut, jika dikalikan dengan kurs Rp 15.200 per USD 1, maka ‎penghasilan pilot asing di maskapai Lion Air sekitar Rp 136,8 juta per bulan.

"Jadi mana mau dia (pilot asing) gajinya Rp ‎3,7 juta. Kalau gajinya segitu tak bakal ke sini," imbuh dia.

Sebelumnya, Edward juga menjelaskan, nominal Rp 3,7 juta tersebut bukan merupakan gaji dari salah satu pilot asingnya, melainkan iuran BPJS ketenagakerjaan.

"Jadi tidak benar (gaji pilot Rp 3,7 juta). Itu dulu untuk pembayaran iuran," ‎tutur dia.

Pria yang akrab disapa Edo ini menuturkan, pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan untuk pilot asing juga dilakukan baru-baru ini.

Baca Juga: Pelopor Brand Kecantikan Halal, Shampoo Ini Dapat Award

Sebelumnya, lanjut dia, pihak maskapai tidak memiliki perjanjian dengan pilot asing terkait BPJS Ketenagakerjaan.

"Jadi kami dan pilot asing dulu tidak ada perjanjian BPJS Ketenagakerjaan.‎ Nah, Baru bekalangan ini kami daftarkan, sama seperti pilot dalam negeri. Itu yang Rp 3,7 juta bukan penghasilan,” tegasnya. ‎

Sehari sebelumnya, Rabu (31/10), Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengungkapkan, Lion Air telah menyerahkan data gaji pilot, kopilot, dan 6 awak pramugari pesawat nahas JT 610 yang terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (20/10) awal pekan ini.

Agus menuturkan, gaji Pilot Bhavye Suneja adalah Rp 3,7 juta per bulan. Sementara Kopilot Harvino bergaji Rp 20 juta per bulan.

Sementara keenam pramugari masing-masing menerima antara Rp 3,7 juta dan Rp 3,9 juta per bulan.

"(Gaji) sebesar Rp 3,7 juta pilot. Kopilotnya Rp 20 juta. Itu data yang sudah tercatat. Kemudian gaji pramugari sebesar Rp 3,6 juta, dan ada juga Rp 3,9 juta," ujar Agus di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Agus mengatakan, gaji pilot, kopilot dan pramugari tersebut merupakan upah yang dilaporkan Lion Air kepada BPJS Ketenagakerjaan.

"Tentunya kami bertanya, kenapa sih, masak gajinya segitu. Padahal, gaji adalah dasar kami memberikan uang manfaat,” kata dia.

Jika ditotal berdasarkan besaran gaji pilot ataupun pramugari Lion Air, premi asuransi ketenagakerjaan yang didapat sangat kecil, yakni sekitar Rp 177 juta.

"Sangat kecil premi yang akan kami bayarkan. Kenapa? karena upah yang dilaporkan ke kami kecil," tukasnya.

Agus menuturkan, praktik perusahaan memperkecil nilai gaji karyawannya untuk disetor ke BPJS Ketenagakerjaan adalah lumrah terjadi.

Ia menuturkan, banyak perusahaan yang memainkan nominal gaji karyawan untuk dilaporkan ke BPJS, bertujuan untuk menekan beban keuangan perusahaan.

"Mungkin mereka (perusahaan) menganggap menjadi beban keuangan bagi perusahaan tersebut. Yang membayar premi kan perusahaan. Jadi perusahaan bayar preminya tiap bulan, kalau laporan gajinya besar, iuran bulanan juga besar ke BPJS,” jelasnya.

Lebih lanjut Agus menambahkan, pihaknya sudah meminta manajemen Lion Air untuk memperbaiki data perihal upah yang diterima setiap karyawan.

"Mereka (Lion Air) akan memenuhi, menyesuaikan secara bertahap. Jadi gajinya mungkin Rp 3 juta, kemudian Rp 5 juta, secara bertahap (diperbaiki). Tapi belum (selesai) proses penyesuaian sudah terjadi kecelakaan," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI