Jannatun Cintya Dewi Sempat Sakit Sebelum Jadi Korban Lion Air

Dwi Bowo Raharjo
Jannatun Cintya Dewi Sempat Sakit Sebelum Jadi Korban Lion Air
Bambang Supriyadi, ayah korban Lion Air JT 610 seusai memakamkan anaknya Jannatun Cintya. (Suara.com/Achmad Ali)

"Jam setengah 11 saya mendapatkan kabar perihal musibah yang dialami anak saya. Saya sampaikan ke ibunya, dia langsung pingsan."

Di mata keluarga, Cintya merupakan sosok yang cerdas dengan selalu mendapatkan bea siswa selama menempuh pendidikan hingga tingkat kuliah. Tidak hanya itu, Cintya juga hanya menghabiskan waktu dua tahun saat bersekolah di SMAN 1 Sidoarjo.

Pesawat Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan dan Jatuh di perairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10/2018), setelah sebelumnya hilang kontak selama tiga jam sejak pukul 06.33 WIB.

Pesawat Lion Air JT 610 itu dikabarkan membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua Pilot dan lima awak pesawat.

Hingga 31 Oktober, baru satu korban yang teridentifikasi yakni atas nama Jannatun Cyntia Dewi kelahiran Sidoarjo 12 September 1994 dan beralamat di Dusun Prumpon RT 001 RW 001 Kecamatan Sukodono, Jawa Timur yang merupakan anak ketiga dari Ibu Surtiyem dan Bambang Supriyadi.

Baca Juga: Novel Baswedan: Teror ke Pegawai KPK, Diculik Hingga Ancaman Bom

Jenazah Jannatun teridentifikasi dengan No Post Mortem 0108 dari kantong jenazah DVI 00/Lion-Tj Priok/0010, teridentifikasi sesuai Antemortem 128.

Identitas korban tersebut, dari bagian tubuh yang ditemukan yakni tangan kanan dengan lima jari lengkap, kemudian menyambung bagian tubuh dada atas sampai perut menjadi satu bagian tidak terpisahkan.

Dari potongan tubuh korban tersebut, tim Inafis mencocokan sidik jari tangan kanan dengan sidik jari tangan kiri di izasah dengan memiliki kecocokan 13 titik, ditambah dengan data yang menyebut kebiasaan korban memakai cincin yang khas di jari tengah tangan kanan.

Kontributor : Achmad Ali

Baca Juga: Kemenpar Kembangkan Klasterisasi Destinasi Ekowisata Jatim-Bali