Menteri LHK Apresiasi Ungkapan Dukacita Sejumlah Negara di IGR-4

Kamis, 01 November 2018 | 10:16 WIB
Menteri LHK Apresiasi Ungkapan Dukacita Sejumlah Negara di IGR-4
Menteri LHK, Siti Nurbaya, dalam pembukaan konferensi internasional negara-negara di dunia untuk perlindungan lingkungan laut dari aktivitas-aktivitas berbasis lahan (IGR-4), di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/10/2018). (Dok: KLHK)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengucapkan terimakasih atas ucapan simpati dan belasungkawa yang disampaikan delegasi negara-negara sahabat, atas jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, di perairan Karawang, Jawa Barat, awal pekan ini. Hal tersebut disampaikannya saat membuka konferensi internasional negara-negara di dunia untuk perlindungan lingkungan laut dari aktivitas-aktivitas berbasis lahan (IGR-4), di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/10/2018).

Pada konferensi lima tahunan Badan Lingkungan Hidup PBB (UNEP) ini, hadir sejumlah menteri lingkungan hidup dan perwakilan negara-negara anggota UN Environment, NGO, para ahli, dan sejumlah anggota organisasi yang diakreditasi UN Environment Assembly.

Saat itu, perwakilan dari UNEP, Ketua Forum IGR-3 dari Filipina dan Coordinator Global Programme of Action, Habib El-Habr, dalam sambutannya,  menyampaikan turut  berdukacita atas musibah kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.

"Tidak ada kata-kata yang bisa membantu menghilangkan rasa sakit dan kesedihan dari peristiwa ini. Atas nama pemerintah Indonesia, saya menyampaikan penghargaan atas banyak simpati dan ucapan belasungkawa," kata Siti, menanggapi banyak ucapan duka yang disampaikan.

Baca Juga: KLHK Tekankan Kembali Pentingnya Penanganan Pencemaran Laut

Siti juga mengucapkan terimakasih atas banyaknya simpati negara-negara sahabat, saat Indonesia dilanda gempa di Lombok, Palu, Sigi, dan Donggala. Pemerintah Indonesia terus berupaya yang terbaik untuk memulihkan situasi pascagempa.

"Kami yakin akan mampu mengatasi situasi yang tidak menguntungkan dari bencana alam ini dan kembali ke kehidupan normal," tegasnya.

Selanjutnya, Menteri Siti kembali menegaskan, Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam agenda perubahan iklim, termasuk dalam implementasi berbagai perjanjian global. Salah satunya adalah perlindungan ekosistem pesisir dan laut dari kegiatan berbasis lahan, sebagaimana yang menjadi tema utama IGR-4.

"Indonesia sangat mementingkan keberlanjutan planet ini, khususnya pada isu-isu perubahan iklim, merkuri, air dan polusi udara, serta kelangsungan hidup keanekaragaman hayati dan laut kita sebagai warisan generasi masa depan, sehingga mereka masih dapat menikmati dan hidup selaras dengan alam," tambahnya.

Akan ada beberapa sesi sidang selama dua hari penyelenggaraan IGR-4. Menteri LHK, sebagai ketua forum, setelah sebelumnya diketuai Filipina, akan memimpin berbagai sidang untuk menghasilkan berbagai kesepakatan baru antar negara.

Baca Juga: KLHK Kendalikan Karhutla di Jawa dengan Bantuan Helikopter

Nantinya, perwakilan negara-negara akan menyepakati hasil review pelaksanaan program aksi di tingkat global, regional, dan nasional selama periode 2012-2017, Future of the Global Programme of Action pada periode 2018-2022, dan program aksi yang akan dilaksanakan pada periode 2018-2022.

Kesepakatan IGR-4, selanjutnya akan dituangkan dalam "Bali Declaration on the Protection of the Marine Environment From Land-Based Activities".

"Saya percaya bahwa forum IGR di Bali akan menghasilkan komitmen yang berguna untuk memecahkan masalah pencemaran laut yang berasal dari kegiatan berbasis lahan," kata Siti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI