Sepi Ning Icha Tanpa Si Bungsu

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 31 Oktober 2018 | 21:19 WIB
Sepi Ning Icha Tanpa Si Bungsu
Petugas menelitik tumpukkan sepatu korban Lion Air jatuh. (Suara.com/Walda Marison)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malam ini memasuki malam keempat. Bibir Ning Icha (70) tak henti henti-hentinya merapal doa. Sesekali, air matanya jatuh. Matanya sembab dan basah.

Doa terdalam selalu mengalir untuk anak bungsunya, Resky Amalia (32) salah satu penumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung, Jawa Barat, Senin (29/10) awal pekan ini.

Meski pasrah, Ning tetap tegar dan berharap mendapatkan kepastian informasi mengenai anaknya.

Di mata sang ibu, Ayu—sapaan akrab Resky sedari kecil—merupakan sosok anak yang pendiam serta kutu buku. 

Baca Juga: Hadiri Indonesian Television Awards, Cha Eun Woo Bikin Histeris

Sejak lulus Diploma 3 di Politenik Negeri Sriwijaya Palembang, Ayu langsung mengikuti tes CPNS Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Ning mengenang, kala itu ada ribuan peserta yang mendaftar untuk mengikuti seleksi. Sementara, hanya enam orang yang akan direkrut dari ribuan peserta.

Tanpa disangka, Ayu berhasil lulus dan mengikuti pelatihan di Jakarta pada 2013. Bahkan, ia adalah satu-satunya perempuan dalam angkatannya masa itu.

“Kami juga tidak menyangka Ayu bisa lulus. Setelah enam tahun bekerja di Jakarta, Ayu akhirnya di pindahtugaskan ke Pangkal Pinang pada 2016,” kata Ning saat berada di kediamannya, kompleks Bahagia Jalan Damai 3 No 8-9 Kecamatan Sukarami Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (31/10/2018).

Setelah enam tahun bekerja di BPK, Ayu akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Murtadi Kurniawan pada 24 Juni 2018 dan menetap di Jakarta.

Baca Juga: Bos Tokopedia Optimistis 2045 Indonesia Digdaya, Ini Syaratnya

Selama menikah dan berumah tangga, setiap pekan, Ayu harus bolak-balik Pangkal Pinang – Jakarta menggunakan pesawat sembari bekerja dan bertemu suami.

Kalau hendak berangkat ke Pangkal Pinang, Ayu selalu menelepon Ning untuk berpamitan. Namun, saat hari nahas jatuhnya pesawat Lion Air JT610 yang ditumpangi Ayu, Ning begitu gelisah lantaran Ayu belum memberikan kabar.

“Biasanya selalu telepon, tapi pagi itu tidak, jadi gelisah,” ujar Ning.

Karena tak ada kabar dari Ning, Senin pagi sebelum Ayu berangkat ke Bandara Soekarno – Hatta, akhirnya ia memutuskan untuk menelpon putrinya tersebut. Ketika itu teleponnya masih berbalas.

“Ayu di mana? Baru jalan mau ke bandara Ma, jam 8 harus sudah di kantor. Iya Ma, minta doa biar selamat,” ucap Ning mengenang perbincangan terakhir dengan Ayu.

Pagi sekitar sekitar pukul 09.00WIB, Lena (43) kakak kedua Ayu yang merupakan PNS di Polresta Palembang, melihat tayangan di televisi jatuhnya pesawat yang ditumpangi oleh adiknya tersebut.

Lena akhirnya menelpon Murtadi untuk mencari tahu keberadaan Ayu yang menuju ke Pangkal Pinang. Namun, hingga menjelang siang, rekan-rekan Ayu yang berada di Pangkal Pinang tak melihat keberadaan Ayu.

“Kakaknya langsung menelpon saya, waktu itu saya langsung menjerit dan menangis tidak tahu mau berbuat apa,” ucap Ning dengan mata berkaca-kaca.

Resky Amalia dan suaminya. [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]
Resky Amalia dan suaminya. [Suara.com/Andhiko Tungga Alam]

Setelah dicek jadwal penerbangan di Jakarta, Ayu ternyata memang menjadi salah satu penumpang di Lion Air JT 610 yang menuju Pangkal Pinang.

Ning kini hanya pasrah dan menantikan keajaiban dari Tuhan, tentang keberadaan Ayu yang masih ditunggu keluarga.

“Kalaupun memang tinggal jenazah, kami ingin bawa pulang jenazahnya dan bertemu untuk terakhir kali. Semuanya sudah suratan Allah,” pungkasnya.

Kontributor : Andhiko Tungga Alam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI