Suara.com - Epi Samsul Komar, salah satu orang tua korban penumpang pesawat Lion Air JT 610 menangis histeris saat melihat sepatu sang anak berada di bagian barang-barang yang berhasil di evakuasi tim Basarnas. Ia melihat kedua sepatu anaknya, Muhammad Rafi Andrian yang berwarna hitam dalam kondisi setengah hancur.
Epi sempat ingin membawa sepatu anaknya pulang. Namun hal itu belum diperbolehkan tim DVI Polri dan Basarnas karena untuk kepentingan identivikasi.
"Itu sepatu anak saya. Itu sepatu anak saya yang warna hitam," ujar Epi kepada awak media sambil menangis di posko JICT, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
Epi menerangkan, anaknya datang ke Jakarta untuk mendukung langsung tim nasional Indonesia U19 bertanding melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, pada Minggu, (28/10/2018). Rafi, kata Epi, membeli tiket Lion Air karena ingin mengejar penerbangan pagi. Sebab, Rafi harus bekerja pagi di Pangkal Pinang.
Baca Juga: Ahmad Dhani Bangga 3 Jagoannya Dukung Prabowo dan Anti Ahok
"Saya tahu kejadian itu dari televisi. Saya langsung pergi ke Jakarta," lanjutnya.
Setibanya di Jakarta, Epi dan beberapa kerabat lebih dulu mendatangi RS Polri, Keramat Jati. Namun di RS Polri Epi tidak menemukan informasi keberadaan anaknya.
"Saya lihat di media kalau ada keluarga korban yang boleh masuk ke sini (Posko JICT). Jadi saya inisiatif saja datang ke sini," ujarnya.
Meski jenazah anaknya belum dapat ditemukan, Epi mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Rafi untuk selamanya. Tetapi Epi meminta pada tim evakuasi dapat menemukan jasad anaknya pada keluarga.
"Saya yakin anak saya ada didalam. Saya juga sudah ikhlas dengan kepergian anak saya. Saya hanya minta jasad anak saya bisa dikembalikan," tutupnya.
Baca Juga: Demo Pengemudi Ricuh, Kemenhub Kritik Grab
Hingga saat ini, tercatat ada 51 kantong Jenazah yang berhasil di evakuasi tim Basarnas. Ke 51 kantong jenazah berisi potongan tubuh korban telah diabawa ke RS Polri Kramat Jati guna identifikasi lebih lanjut.