Suara.com - Konsep nomadic tourism mulai memberikan bukti sebagai solusi cepat kebutuhan amenitas untuk pariwisata. Konsep ini yang diterapkan Arumdalu Private Resort.
Lewat nomadic tourism, Arumdalu mampu menarik minat wisatawan datang ke Tanjung Kelayang, Bangka Belitung.
"Saya selalu katakan, nomadic tourism bisa menjadi 5S (solusi sementara sebagai solusi selamanya). Nomadic tourism itu mudah dan murah, hanya perlu ada atraksi pariwisata yang menarik. Pengadaan amenitas bisa dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang bisa dipindah," jelas Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Senin (29/10/2018).
Penginapan ini berada di Jalan Batu Lubang, Padang Kandis, Membalong, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung. Arumdalu memperkenalkan keseimbangan alam, yang dibalut dengan sebuah konsep kemewahan, atau bisa dikatakan cukup unik dalam dunia pariwisata.
Baca Juga: 38 Finalis PPI 2018 Dibekali Nomadic Tourism oleh Menpar
"Banyak sekali wisatawan yang mendambakan experience saat berwisata. Konsep yang disajikan Arumdalu bisa menjawab kebutuhan itu," katanya.
Lantas apa yang menjadikan Arumdalu menjadi istimewa di Belitung?
Jawabannya adalah perpaduan antara keseimbangan manusia dan alam. Arumdalu sangat memperhatikan detail kedua hal tersebut.
Bukan terpaku soal ukuran kamar, tempat tidur, dan fasilitas, seperti hotel pada umumnya. Arumdalu memprioritaskan kenyamanan tamunya.
"Di sini, kita menampilkan sisi berbeda untuk tamu-tamu kami. Pada dinding kamar, Anda akan melihat sebuah corak unik yang digunakan untuk memberikan kesan alami yang terbuat dari pasir lokal. Kamar juga telah dilengkapi dengan pendingin ruangan yang akan dimatikan, saat tamu sedang berada di luar kamar," ujar Marketing Officer Arumdalu Resort, Mivtah Armandiyansah.
Baca Juga: Nomadic Tourism Jadi Formula Pariwisata Indonesia di Masa Depan
Semuanya untuk menghemat listrik seperti karakter hunian hijau. Bola lampu yang digunakan pun LED, karena selain hemat energi, LED lebih tahan lama dan juga lebih terang meskipun watt yang digunakan kecil.
"Kemudian tamu juga dimanja dengan adanya sistem pemanas air yang terhubung dengan pendingin ruangan kamar, sehingga air panas yang digunakan tidak memerlukan listrik tambahan, melainkan merupakan konversi panas udara pembuangan pendingin ruangan menjadi air panas," tambahnya.
Tidak hanya itu, fokus utama Arumdalu adalah keseimbangan alam. Maka air kolam yang digunakan merupakan air tanah yang terjaga selama ini. Menurutnya, tidak ada penebangan pohon yang dilakukan pada saat pembangunan dilakukan.
"PH air di sini bisa dikatakan sesuai dengan PH air mineral yang biasa digunakan untuk minum," tambah Mivtah.
Arumdalu Resort merangkum semua kemewahan yang disandingkan bersama cantiknya pantai Belitung. Dengan dua piliihan tipe vila, pengunjung bisa berlibur ala ratu sambil menikmati semua fasilitas keren yang ada.
Pantai di depan hotel memang private. Akomodasi satu ini ‘terisolasi’ dengan indahnya. Kolam renang dan kursi-kursi santai di tepi pantainya pun ditata mewah ala beach club di Bali.
Arumdalu Resort bisa ditempuh sekitar 1,5 jam berkendara dari Bandara Tanjung Pandan, Belitung. Tempatnya cukup terpencil dan masih sunyi.
Sepanjang jalan, Anda bisa menikmati hutan hijau dan alami. Perjalanan akan melewati perkampunagn penduduk lokal dengan bentuk-bentuknya yang sederhana dan tradisional, serta perkebunan lada, karet dan sawit.
Sebelum sampai di lokasi, Anda akan menjumpai salah satu daya tarik wisata Belitung Selatan, yakni Batu Baginde. Batu ini merupakan batu terbesar di Belitung.
Jumlahnya ada sepasang. Warga setempat percaya dua batu ini merupakan raja dan ratu pada masa lampau.
"Di sini tamu juga bisa singgah ke kawasan wisata Pantai Penyabong. Di pantai ini, bebatuan granitnya sangat besar. Banyak yang percaya bahwa di pantai inilah batu-batu granit tertua di Belitung berada," kata Mivtah.
Di atas lahan masif seluas 45 ha, Arumdalu menampilkan 10 vila berdesain kontemporer. Semua bangunan dirancang menghadap laut turkuois dan pantai seputih terigu.
"Kita bisa menemukan mangga, buah naga, selada, juga ketumbar di sini. Sesekali kita juga bisa menyaksikan monyet atau tupai berkeliaran di sekitar resor. Kami berusaha tidak mengganggu habitat mereka," pungkas Mivtah.
Tenaga Ahli Menteri Pariswisata Bidang Nomadic Tourism, Waizly Darwin, mengatakan, nomadic tourism atau dikenal dengan wisata embara sangat cocok diterapkan di tempat-tempat pedalaman yang minim aksesibilitas dan akomodasi. Menurutnya, kebutuhan wisatawan akan leisure experience begitu besar, lebih dari sekedar travel sebagai komoditas.
“Sekarang orang lebih suka mencari dan mendapatkan pengalaman yang unik, beda, anti mainstream, dan Instagramable,” katanya.
Waizly menjelaskan, tren nomadic tourism sedang tumbuh di beberapa negara saat ini. Baginya, konsep ini dapat menciptakan destinasi wisata baru.
Indonesia merupakan destinasi pilihan kaum nomad. Canggu (Bali) dipilih sebagai destinasi #1 di dunia untuk para digital nomad berdasarkan nomadlist.com (2017), sedangkan Ubud #6, Denpasar #14, dan Jogja #74.
"Kini Kita sedang menyiapkan pilihan-pilihan lainnya untuk nomadic tourism, yang ditetapkan di 10 destinasi prioritas, atau biasa disebut '10 Bali Baru'. Nomadic tourism sangat cocok diterapkan di sana," pungkas Waizly.
Sekadar informasi, 10 Bali Baru yang ditetapkan adalah Borobudur, Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Pulau Komodo, Kepulauan Seribu, Tanjung Kelayang, Mandalika, Wakatobi, Morotai, dan Tanjung Lesung.