Telanjangi dan Foto Pasien, Oknum Dokter di Surabaya Dipolisikan

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 31 Oktober 2018 | 08:48 WIB
Telanjangi dan Foto Pasien, Oknum Dokter di Surabaya Dipolisikan
Ilustrasi pelecehan pasien rumah sakit. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya, Jawa Timur mendalami kasus pelecehan pasien yang dilaporkan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya.

Kasus ini dilaporkan ke Polrestabes Surabaya oleh pasien berinisial PJ (23) yang merasa dilecehkan secara seksual oleh oknum dokter di RSUD dr Soetomo saat menjalani perawatan medis, usai mengalami kecelakaan di Surabaya sekitar sepekan lalu.

Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan kepada wartawan di Surabaya, Selasa (30/10/2018) petang mengatakan, perkara ini sudah dalam tingkat penyidikan.

Dilansir dari Antara, polisi sejauh ini telah melakukan pemeriksaan dan menggali keterangan dari sedikitnya delapan saksi.

Baca Juga: Lokasi Jatuhnya Pesawat Lion Air Sering Didatangi Hiu Tutul

PJ mengalami kecelakaan tunggal saat mobil sedan Toyota Corolla nomor polisi B 911 IN yang ditumpanginya bersama lima pemuda lainnya menabrak bundaran air mancur di perempatan Jalan Gubernur, Surabaya pada 24 Oktober lalu.

PJ adalah satu-satunya korban perempuan di mobil itu. Semula PJ diinformasikan sebagai warga negara asing asal Maroko. Namun kemudian polisi mengonfirmasi PJ adalah warga Cilandak, Jakarta yang sebelumnya memang pernah mengenyam pendidikan di Maroko.

Seluruh korban kecelakaan tunggal di dalam mobil sedan itu diinformasikan merupakan satu rekan kerja yang berprofesi sebagai kopilot di sebuah maskapai penerbangan. Dalam kecelaaan itu, PJ mengalami patah tulang di bagian pinggul dan rusuk belakang.

Menurut laporannya yang secara resmi telah dilayangkan ke Polrestabes Surabaya, PJ dipaksa menanggalkan busananya oleh seorang dokter saat menjalani perawatan medis di RSUD Dr Soetomo Surabaya, lantas dipotret menggunakan telepon seluler dengan alasan untuk keperluan rekam medis.

"Penyidikan perkaranya sampai sekarang sedang kami dalami," ujar Kombes Rudi Setiawan.

Baca Juga: Diduga Aniaya Siswa, Guru di Garut Pilih Tinggal di Markas Polisi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI