Suara.com - Kepolisian RI mengklarifikasi bahwa beberapa cerita tentang penculikan anak akhir-akhir ini banyak beredar di media sosial adalah hoaks.
"Berita di medsos tentang penculikan dibuat oleh akun berbeda dengan waktu kejadian, tempat kejadian, modus dan korban yang berbeda," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (30/10/2018) malam.
Ia menjelaskan, bahwa hoaks yang beredar tersebut berisi tentang cerita penculikan anak dan pencurian organ tubuh yang tidak pernah terjadi.
"Dari hasil pengecekan kejadian dapat disimpulkan foto yang ditampilkan baik tersangka maupun korban memang benar, tetapi tidak sesuai dengan fakta kejadian sebenarnya," ujarnya seperti dilansir Antara.
Baca Juga: Bahas Insiden Pesawat, Tim Boeing Temui Lion Air Siang Ini
Dia menambahkan, beberapa gambar yang dibagikan tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan deskripsi gambar tersebut.
"Fakta kejadian sebenarnya dilihat dari waktu kejadian, tempat kejadian, pelaku dan latar belakangnya adalah kejadian yang berdiri sendiri dengan tidak ada hubungan satu dengan yang lainnya dengan latar belakang yang berbeda," ujarnya menjelaskan.
Ia mencontohkan ada foto seseorang yang diceritakan sebagai pelaku penculikan anak di Pontianak, padahal yang bersangkutan adalah pelaku pencurian telepon seluler di Bogor dan sudah ditangkap.
Selain itu, ada juga foto seorang korban dengan mata tertutup yang diceritakan sebagai korban penculikan dan pencurian organ yaitu mata, sementara faktanya foto tersebut adalah seorang anak yang meninggal karena dehidrasi.
"Foto korban di rumah sakit terbaring dengan mata tertutup diposting dengan pesan korban penculikan yang dicuri matanya. Padahal faktanya itu anak yang kelelahan naik sepeda mengalami dehidrasi meninggal dunia di rumah sakit," bebernya.
Baca Juga: 5 November, Gerindra dan PKS Jakarta Bahas Pengganti Sandiaga
Cerita serupa juga beredar dengan memuat foto seorang korban yang meninggal di ladang dengan perut terburai, padahal foto tersebut adalah korban perkosaan dan pembunuhan yang pelakunya sudah ditangkap.
Ia menyesalkan beredar berita hoaks tersebut karena dapat menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat.
"Foto yang dipasang dituliskan pesan tentang penculikan anak dan pencurian organ tubuh untuk menimbulkan rasa takut masyarakat," katanya.
Pihaknya saat ini tengah melakukan analisa terhadap akun-akun media sosial yang mengedarkan berita hoaks tersebut untuk mengetahui pelaku dan motivasinya.
"Satgas siber saat ini sedang menganalisis akun-akun medsos yang berbeda yang memposting berita hoaks penculikan untuk mengetahui pelaku dan motivasinya dan apakah pemilik akun saling berhubungan," imbuh Dedi.