Perang Dagang Bikin Realisasi Investasi Kuartal III Turun

Selasa, 30 Oktober 2018 | 20:20 WIB
Perang Dagang Bikin Realisasi Investasi Kuartal III Turun
Thomas Lembong
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asing pada kuartal III 2018 atau periode Juli-September sebesar Rp 173,8 triliun.

Jumlah tersebut turun 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 176,6 triliun.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, turunnya investasi asing karena adanya kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan menguatnya Dolar AS.

Selain itu, lanjut dia, defisit transaksi berjalan dan perang dagang AS – Cina juga menjadi penyebab investor asing enggan berinvestasi.

Baca Juga: Trofi Lionel Messi, Penghargaan Bagi Pemain Terbaik di Spanyol

"Hal tersebut menyebabkan investor bersifat wait and see, serta menunda realisasi investasi yang sudah direncanakan, sehingga realisasi investasi Triwulan III 2018 turun dibanding periode yang sama tahun 2017‎," ujar Thomas di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Meski begitu, tutur Thomas, realisasi investasi selama Januari – September Tahun 2018 untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 535,4 triliun atau naik 4,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 Rp 513,2 triliun.

Sementara, ‎realisasi PMDN pada kuartal III 2018 sebesar Rp 84,7 triliun atau naik 30,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 64,9 triliun.

Sedangkan PMA pada kuartal III 2018 sebesar Rp 89,1 triliun atau turun 20 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2017 sebesar Rp 111,7 triliun.

Thomas menambahkan, turunnya investasi tersebut akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Menurut dia, pemerintah akan mengkaji dan mengevaluasi lagi kebijakan-kebijakan yang dianggap mengganggu stabilitas investasi.

Baca Juga: Cantiknya Maia Estianty Kenakan Gaun Pengantin

Selain itu, pemerintah juga akan mengantisipasi faktor-faktor eksternal yang mungkin akan berdampak pada realisasi investasi di Indonesia ke depannya, seperti krisis ekonomi yang terjadi di negara berkembang seperti Turki dan Argentina.

"Antisipasi ini perlu dilakukan untuk mencegah para investor menarik kembali modal yang telah diinvestasikan melalui pasar modal ataupun pasar uang," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI