Menteri Kongo Kagumi Indonesia dalam Mengelola Gambut

Selasa, 30 Oktober 2018 | 13:49 WIB
Menteri Kongo Kagumi Indonesia dalam Mengelola Gambut
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, meluncurkan International Tropival Peatland Centre (ITPC). (Suara.com: Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, meluncurkan International Tropival Peatland Centre (ITPC). Peluncuran tersebut dilakukan untuk meningkatkan informasi tentang pengelolaan gambut di Indonesia.

Peluncuran dilakukan di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018). ITPC ini sendiri akan beroperasi di Bogor, Jawa Barat.

"Kami melihat kebutuhan untuk mengumpulkan pengetahuan yang ada, dan mengembangkan kapasitas lebih lanjut untuk dapat meningkatkan aksi berbasis sains, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara tropis lainnya," kata Menteri Siti, di lokasi.

Peluncuran ITPC tersebut dihadiri beberapa perwakilan dari luar negeri, salah satunya, pemerintah Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo. Sebelum ikut meresmikan ITPC, perwakilan kedua negara tersebut sempat mengunjungi tempat pengelolaan gambut di wilayah Kalimantan Barat, Minggu (28/10/2018).

Baca Juga: KLHK Apresiasi Kesiapan Manggala Agni dalam Penanganan Bencana

Dirjen Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Republik Demokratik Kongo, Jose Ilanga Lofonga, mengatakan, Indonesia sudah lebih maju dari negaranya dalam mengelola lahan gambut. Hal tersebut tentunya menjadi acuan bagi negaranya untuk bisa mengikuti langkah baik yang dilakukan Indonesia.

"Kita akan berusaha untuk memperbaiki. Indonesia sudah lebih maju, karena Indonesia sudah punya restorasi (lahan gambut) yang belum kita lakukan," ujarnya.

Selain itu, Kepala UN Evironment, Erik Solheim, menjelaskan, peluncuran ITPC menjadi salah satu instrumen strategis dalam pemerhatian lahan gambut. Ia melihat bahwa manusia tentu harus menjaga lahan gambut yang memilki banyak kekayaan.

"Tekanan antara konservasi atau pemanfaatan untuk pembangunan, yang bisa mengakibatkan terlepasnya simpanan karbon di dalam lahan gambut, akan meningkatkan emisi gas rumah kaca dan kerentanan kebakaran lahan," ujar Erik, dalam sambutannya.

Ke depan, pemerintah Indonesia akan mengundang negara-negara gambut tropis lainnya, mitra sumber daya dan ilmuwan, pembangunan dan kolaborator lain, untuk bergabung dengan ITPC, demi meningkatkan pengetahuan dan memperkuat perlindungan ekosistem gambut di dunia.

Baca Juga: KLHK Selidiki Serius Kasus Unggahan Foto Kijang Mati di Medsos

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI