Model pengelolaan sampah menjadi energi sendiri sudah diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, yang diteken Presiden Jokowi pada 12 April 2018.
Dengan Perpres tersebut, pemerintah berharap, pengelolaan sampah dapat memperoleh nilai tambah berupa energi listrik yang dilakukan dengan cara mengelola sampah secara terintegrasi dari hilir sampai ke hulu, sehingga jumlah timbulan sampah akan berkurang secara signifikan.
UNEP juga melihat daur ulang sampah di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan. Fasilitas daur ulang sampah yang dibangun pada 2016 ini dapat mengelola 5-6 ton sampah per hari, dengan kapasitas maksimum 20 ton/hari. Income harian dari sampah yang terolah adalah Rp 6 juta/hari.
Lokasi daur ulang ini juga menerapkan teknologi Black Soldier Fly (BSF), yang merupakan hasil kerja sama antara KLHK dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya. Teknologi ini memanfaatkan larva lalat untuk memakan sampah organik dari sisa makanan/limbah rumah tangga, yaitu setiap 10 ribu larva, mampu mengurai limbah sebanyak 12 kilogram, dalam 12 hari.
Baca Juga: KLHK Apresiasi Kesiapan Manggala Agni dalam Penanganan Bencana
Kemudian masih di Kecamatan Jambangan, rombongan juga melihat keberhasilan bank sampah. Keberadaan bank sampah di kecamatan tersebut berhasil mengajak warga untuk menabung dengan cara menyetorkan sampah, yang kemudian setelah terkumpul, akan dijual dan hasil uangnya dapat diambil lagi oleh masyarakat saat membutuhkan, seperti pada momen hari raya atau pada saat anak masuk sekolah.
Di akhir kunjungan, UNEP mencoba "Suroboyo Bus", yaitu transportasi ramah lingkungan yang mensyaratkan pembayaran ongkos bus dengan sampah plastik. Bagi penumpang yang akan naik dapat memilih untuk membayar ongkos bus, yaitu 5 botol ukuran tanggung atau 3 botol besar, atau 10 gelas air mineral, atau kantong plastik (kresek), dan kemasan plastik.
Penumpang bisa berkeliling Surabaya selama 2 jam secara gratis.
"Inginnya KLHK begini. Pengelolaan sampah dan limbah ingin dijadikan sesuatu yang bersifat circular economy. Artinya, kita tidak mau lagi sampah atau limbah menjadi cost/biaya, tetapi kita mau itu menjadi sumber daya yang bisa digunakan. Tadi kita lihat, sampah bisa digunakan untuk energi dan barang-barang lain yang bernilai dan bermanfaat, dan KLHK mendorong untuk mencapai tahap itu," ujar Rosa.
Kunjungan ini juga di ikuti oleh Soehardjono Sastromihardjo, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kenya, yang sekaligus menjabat sebagai Duta Besar untuk Republik Demokratik Kongo, Mauritius, Seychelles, Somalia, Uganda, UNEP, dan Program Pemukiman Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: KLHK Selidiki Serius Kasus Unggahan Foto Kijang Mati di Medsos
Hadir pula Makarim Wibisono, mantan Duta Besar RI untuk PBB periode 2004 - 2007 dan Arief Yuwono Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Evaluasi Kebijakan Kerja Sama Luar Negeri.