Lion Air Jatuh, Zuiva Tak Lagi Bisa Jemput si Bungsu di TK

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 30 Oktober 2018 | 13:23 WIB
Lion Air Jatuh, Zuiva Tak Lagi Bisa Jemput si Bungsu di TK
Pertugas Basarnas memperlihatkan identitas korban penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (30/10). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Zuiva Puspita Ningrum, satu dari 189 penumpang pesawat tipe B737-8 Max Lion Air JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi, hingga kekinian belum diketahui rimbanya.

Perempuan yang berasal dari Yogyakarta tersebut, sudah dua tahun bekerja di Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Bangka Belitung. Namanya, masuk rilis orang yang masih dicari, baik oleh keluarga maupun BPK.

Mutiek Admadji, paman korban, menceritakan insiden jatuhnya pesawat yang ditumpangi Zuiva didapatkan dari media televisi pada Senin pagi.

Kala itu, keluarga sedang menonton televisi yang kemudian menayangkan pemberitaan pesawat Lion Air JT 610 jatuh.

Baca Juga: Tawarkan Keamanan Transfer Data, SHAREit Gandeng Google Play

“Baru menonton TV, ada kecalakan pesawat ke arah Pangkal Pinang, langsung dikontak (Zuiva) tak menyambung. Kami lantas mengontak suaminya, ternyata Zuiva berangkat,’’ kata Admadji saat ditemui di rumahnya Jalan Kaliurang km 5, Gang Jeruk Nomor 1 , Sleman, Senin (29/10/2018).

Ia menjelaskan, Zuiva sering bolak balik Jakarta - Pangkal Pinang. Sebab, suami dan anaknya tinggal di Jakarta, sedangkan Zuiva bekerja di Pangkal Pinang.

"Biasanya Jumat sore berangkat ke Jakarta, terus Senin pagi balik lagi ke Pangkal Pinang," tuturnya.

Mengenang Zuiva, ada sebuah cerita sendu yang pernah dialami Admadji. Ia menjelaskan, Zuiva merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.

Setelah menikah, Zuiva dikaruniai tiga anak yang masih bersekolah di SD dan TK.

Baca Juga: Viral, Orang Gila Ini Tawarkan Makanan ke Ibu Hamil

“Dia anak keempat dari empat bersaudara, anak bungsu. Zuiva sudah menikah. Putranya ada yang kelas 2 SD, 3 SD dan TK,” jelasnya.

Kedua orang tua Zuiva merupakan pengusaha pia-pia di Jogja. Di mata Admadji, Zuiva sendiri dikenal sebagai orang yang pintar dan baik terhadap sesama.

“Orangnya baik, orangnya pintar, kami merasa kehilangan,’’ ujarnya.

Pada masa kuliah dulu, Admadji menjelaskan Zuiva menempuh studi di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) jurusan Ekonomi yang kemudian lanjut S2 di Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Akuntasi.

Ketertarikan pada dunia ekonomi sudah diminati sejak Sekolah Menegah Atas. “Dia dulu di UPN jurusan Ekonomi S2nya di UGM Akutansi UGM,’’ ucap Admadji.

Orang tua Zuiva, Senin sore, langsung menuju Jakarta untuk bertemu suami Zuiva yang sudah menunggu di posko krisis.

Kontributor : Abdus Somad

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI