Suara.com - Instrumen pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) rupanya sempat bermasalah atau eror demikian diwartakan BBC, Selasa (30/10/2018).
Dari buku catatan teknis yang diperoleh BBC diketahui bahwa eror pada instrumen itu sudah diketahui sehari sebelumnya, dari penerbangan rute Denpasar - Jakarta.
Dalam catatan teknis tanggal 28 Oktober itu diketahui bahwa sebuah instrumen tak bisa diandalkan dan bahwa pilot harus menyerahkan kendali kepada kopilot. Instrumen yang dimaksud adalah layar yang menampilkan kecepatan udara (airspeed) dan yang menampilkan ketinggian pesawat.
"Mengidentifikasi bahwa instrumen CAPT (kapten) tak bisa diandalkan dan menyerahkan kendali ke FO (kopilot)," demikian bunyi catatan tersebut.
Sebelumnya Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait mengakui bahwa pesawat itu sempat mengalami masalah teknis ketika terbang dari Denpasar ke Jakarta. Tetapi, klaim dia, masalah itu sudah berhasil diatasi.
Sementara beberapa penumpang yang menumpang pesawat itu dari Denpasar ke Jakarta melalui media sosial maupun dalam wawancara dengan media mengakui bahwa perjalanan mereka pada Minggu memang tidak nyaman bahkan mencekam.
Lion Air sendiri sejauh ini belum memberikan komentar terkait temuan ini. Meski demikian, pada Senin maskapai itu sudah mengatakan bahwa pilot JT 610 sempat meminta untuk kembali Bandara Soekarno-Hatta beberapa saat sebelum dinyatakan hilang.