Suara.com - Seorang pemuda bernama Arif Yustian (20) warga Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor tercatat turut menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Mirisnya, Arif yang merupakan karyawan PT Sky Pasific Indonesia itu ternyata baru pertama kali naik pesawat untuk menjalankan tugas dari tempatnya bekerja.
Rekan kerja Arif, Sakiful (24) mengatakan, bahwa penerbangan bersama Lion Air tujuan Pangkal Pinang adalah pengalaman pertama bagi Arif naik pesawat. Sebelum berangkat, Arif sempat bertanya-tanya kepada Sakiful terkait aturan saat naik pesawat.
"Tadi pagi di kosan dia (Arif) sempet pamit. Karena dia baru pertama kali, dia nanya boleh pakai sendal atau enggak? terus boleh bawa cairan enggak?. Gitu aja," kata Sakiful, saat ditemui di rumah Arif di Kampung Kelapa, RT 05/19, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Senin (29/10/2018).
Baca Juga: YLKI: Apakah Ada Cacat pada Boeing 737 MAX 8?
Arif diketahui berangkat bersama dua temannya untuk melakukan sampling. Tak disangka, penerbangan perdana bagi alumni Sekolah Menengah Analisis Kimia Bogor (Smakbo) itu bisa jadi menjadi penerbangan terakhir baginya. Sebab, sampai saat ini keberadaan Arif dalam kecelakaan pesawat itu belum bisa dipastikan.
"Iya itu tugas kantor. Awalnya dapat kabar di media sosial kalau ada pesawat Lion Air hilang kontak tapi saya gak percaya, ternyata sama JT 610. Dari situ, tanya kantor ternyata bener pesawat Arif," ujar Sakiful.
Sementara itu, ayah Arif, Sarioso (54) mengaku terakhir berkomunikasi dengan anaknya pada Sabtu kemarin. Arif sempat berpamitan kepadanya akan pergi tugas ke Bangka Belitung.
"Dia kan ngekos di Bogor. Kemarin sempat mau pulang, tapi karena hujan besar gak jadi. Dia cuma bilang pamit mau berangkat tugas, minta doanya semoga selamat sampai tujuan," ujar Sarioso.
Hingga saat ini, Sarioso mengaku belum mendapat kabar pasti terkait kondisi putra pertamanya itu. Keluarga pun terus berdoa untuk keselamatan Arif.
Baca Juga: BMKG: Gempa 5,2 Skala Richter di Selat Sunda
"Kita masih nunggu kabar beritanya. Kan soalnya bukan kita yang ngurusin, ada dari perusahaannya yang di sana. Kita di sini berdoa saja," imbuh dia.