Suara.com - Demo yang dilakukan pengendara transportasi berbasis online di depan kantor pusat Grab, Gedung Lippo Kuningan, Jakarta, pada Senin (29/10/2018) sempat memanas. Peserta aksi sempat memanjat pagar Gedung Lippo Kuningan hingga menerobos kawat berduri yang dipasang polisi.
Para pengemudi ojek online mitra Grab tersebut juga hendak masuk ke dalam Gedung Lippo Kuningan, karena tuntutannya tak terpenuhi. Namun, pihak kepolisian dapat menghalau upaya tersebut di depan lobi.
"Iya betul (situasi memanas) terjadi, "ucap Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Suharyono saat dikonfirmasi wartawan, Senin (29/10/2018).
Aksi unjuk rasa ini membuat kemacetan di Jalan Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta Selatan arah menuju ke kawasan Menteng. Kemacetan tersebut diduga terjadi karena beberapa dari massa aksi ada yang membawa mobil dan diparkirkan di bahu jalan.
Baca Juga: Dilan 1991 Mulai Syuting, Siap-Siap Baper!
Selain mengawal jalannya aksi, polisi lalu lintas juga disiagakan guna mengurai kemacetan di sana.
Dalam aksinya mereka menyampaikan tiga tuntutan. Pertama menuntut agar tarif roda dua Rp 3.000 per kilometer, Kedua perjanjian kemitraan yang adil, dan yang ketiga hilangkan suspensi atau putus mitra sepihak tanpa ada alasan yang jelas.
Sedangkan untuk massa aksi dari kalangan taksi online punya tujuh tuntutan. Tujuh tuntutan tersebut yaitu tarif dan skema poin yang manusiawi, stop pemotongan pajak ilegal, stop penerimaan mitra pengemudi baru, dan meminta perlindungan maksimal bagi mitra dalam hal ini pengemudi, sistem open suspend bagi mitra driver online individu, stop monopoli dan diskriminasi order prioritas, fan yang terakhir yakni menginginkan bisnis transportasi onlineyang lebih adil dan profesional.