Suara.com - Duka terus menyelimuti anggota keluarga co-pilot, Captain Harvino di Serpong Green Park 2 Blok F19, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (29/10/2018). Ditemui Suara.com di rumah duka ini, adik korban, Vinny Wulandari menceritakan kisah sebelum peristiwa nahas itu terjadi.
Di mata Vinny, Captain Harvino merupakan sosok kakak yang baik, namun cita-citanya untuk menjadi pilot sempat dilarang oleh sang ayah.
"Papa saya tidak suka bila anaknya jadi pilot," ungkap Vinny yang mengenakan terusan hitam dan hijab kuning.
Bukan tanpa sebab, sang ayah khawatir cepat atau lambat peristiwa nahas akan menimpa Harvino.
Baca Juga: Sosok Alviani, Pramugari Berhijab Korban Pesawat Lion Air Jatuh
"Katanya kalau jadi pilot tidak tahu bakal meninggal di mana," kata Vinny yang tampak berkaca-kaca ketika menceritakan abangnya itu.
Vinny mengaku sangat dekat dengan Harvino dibandingkan dengan seorang kakak lainnya.
"Saya sampai menangis dan lemas saat mendapat kabar itu tadi pagi," ujarnya.
Vinny Wulandari pertama kali mendapatkan kabar buruk dari temannya yang berdomisili di Semarang. Ia pun segera menghubungi Vino, sapaan akrab Captain Hervino dan saudara-saudaranya.
"Saya langsung telfon handphone Vino sudah tidak aktif, saya bertanya-tanya ke grup keluarga dan baca-baca berita," katanya.
Baca Juga: Lion Air JT 610 Jatuh, Ini Kata Perhimpunan Dokter Penerbangan
Diceritakan Vinny, bahwa Vino sudah sekitar lima tahun bekerja menjadi pilot. Sebelumnya alamarhum bekerja di Air Traffic Control (ATC). Keluarga Harvino pun merupakan keluarga yang cukup akrab dengan dunia penerbangan.