Suara.com - Duka masih menyelimuti keluarga Shella, salah satu warga Taman Grisenda Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara yang menjadi korban kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta- Pangkal Pinang. Shella merupakan satu dari 189 penumpang pesawat Lion Air yang jatuH di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi.
Salah satu sepupu Shella yang tidak mau disebutkan namanya berinisial T mengatakan ayah Shella masih terpukul lantaran putrinya belum ditemukan. T menuturkan ayah Shella sudah mendatangi Basarnas dan Bandara Soekarno Hatta untuk mengetahui keberadaan Shella.
"Bapaknya (Shella) lagi di dalam, suasana lagi kurang enak di dalam," ujar T, diTaman Grisenda, Blok E3 no 1A, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Senin (29/10/2018).
T menerangkan, Shella pergi bersama calon suami, calon mertua, dan teman calon mertuanya. Shella, kata T, pergi ke Pangkal Pinang untuk melakukan silaturahim kepada keluarga lainnya sekaligus untuk memberi kabar pernikahannya.
Baca Juga: Cari Korban Lion Air Jatuh, Penyelam Kesulitan Jarak Pandang
"Ketemu famili mengabarkan dia mau married. Shella (pergi) sama calon suaminya, calon mertua dan temen calon mertuanya. Ya, berempat dari sini (dari rumah," tandasnya
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak selama tiga jam pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang. Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Pesawat Lion Air JT 610 berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.10 WIB, dijadwalkan tiba di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, pada pukul 07.10 WIB.
Pesawat tersebut mengangkut total 189 penumpang, terdiri atas 178 orang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dan enam awak kabin.
Baca Juga: Lion Air JT 610 Jatuh ke Laut, Pemain Persija Jakarta Berduka