Kisah Tuti Mengenang Ketua RT yang Jadi Korban Lion Air

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 29 Oktober 2018 | 16:21 WIB
Kisah Tuti Mengenang Ketua RT yang Jadi Korban Lion Air
Salah satu warga yang mengenal sosok Darwin Harianto (51) salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 rute Soekarno Hatta - Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. (Suara.com/Rambiga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Suasana duka menyelimuti kediaman Darwin Harianto (51) salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 rute Soekarno Hatta - Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Pantauan Suara.com, kediaman Darwin di Villa Mutiara, Blok D 1 No 26, RT 02 RW 11, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat sudah dipenuhi kerabat dan tetangga.

Sejak pagi mereka sudah berdatangan ke rumah duka untuk memberikan support kepada istri Darwin dan dua anaknya. Mereka pun tidak menyangka bahwa Darwin menjadi korban pesawat Lion Air yang jatuh.

"Saya tadi pagi lihat ramai-ramai di sini, terus saya lihat di televisi ternyata Pak Darwin ada di dalam pesawat yang jatuh itu," kata salah satu tetangga Darwin, Tuti, kepada Suara.com, Senin (29/10/2018).

Dengan berlinang air mata, Tuti menilai bahwa Darwin merupakan sosok tetangga yang sangat baik dan ramah. Tuti pun mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Darwin pada Minggu sore kemarin.

"Orangnya baik, ramah, baik hati dan suka menolong, dia kan ketua RT 02. Terakhir komunikasi lewat whatsapp itu kemarin sore, biasa saja saya juga enggak tahu kalau dia mau berangkat," ungkap Tuti.

Selain menjadi Ketua RT, Darwin juga menjabat sebagai konsultan lingkungan. Ia bersama dua rekannya akan mengambil sampling di pabrik dan kebun sawit di Pangkal Pinang.

"Tujuannya sampling, mengambil data-data untuk kualitas lingkungan di pabrik dan kebun sawit. Sudah direncanakan, tadinya Kamis, tapi ditunda jadi hari ini," kata rekan kerja Darwin, Priyatmoko.

Priyatmoko menambahkan, dirinya bersama perusahaan tempatnya bekerja yakni PT Amas Interconsul, baru mengetahui bahwa Darwin menjadi korban pesawat Lion Air yang jatuh setelah tidak mendapat kabar kedatangannya di Pangkal Pinang.

"Informasi jam 8, biasanya ada kontak kalau sampai. Tapi ditunggu tidak ada, pimpinan ngontak juga tidak ada kabar. Tahunya dari media online. Sudah pasti di pesawat itu, saya pastikan dia ikut," tambahnya.

Ia pun tidak menyangka bahwa rekan kerjanya itu menjadi salah satu korban dalam pesawat tersebut. Saat ini, dia dan perusahaannya masih terus mencari kabar terkini terkait kondisi Darwin yang masih hilang.

"Saya kenal dekat sudah lama, awal 2010 lah. Kalau terakhir kali ngobrol Kamis pagi, masalah kerjaan biasa sambil bercanda. Dia ninggalin satu istri sama dua anak, tadinya istrinya mau ke bandara, tapi kata saya jangan nanti repot di sana karena sudah ada kawan kami yang urus di bandara," tandasnya.

Hingga saat ini, rumah Darwin masih terus dipenuhi tetangga dan kerabatnya. Istri Darwin, Liana pun belum dapat ditemui awak media karena masih shock atas musibah yang menimpa suami tercintanya.

Kontributor : Rambiga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI