Suara.com - Politisi Gerindra sekaligus musisi, Ahmad Dhani mempunyai makna sendiri untuk mengartikan politisi sontoloyo yang dipopulerkan Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ahmad Dhani merupakan pendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uni di Pilpres 2019 mendatang.
Dalam akun Instagramnya, @ahmaddhaniprast, Ahmad Dhani menilai ada 3 arti politisi sontoloyo. Pertama jika bicara akan bohong dan sok planga plongo.
Arti kedua, jika berjanji akan ingkar. Terakhir, jika diberikan kepercayaan akan berkhianat.
Sebelumnya, Jokowi Ngaku Jengkel Sehingga Keceplosan Ngomong Politikus Sontoloyo
Baca Juga: Salam Jempol, Simbol Kampanye Baru Jokowi-Ma'ruf
Presiden Jokowi mengakui keceplosan mengucapkan politikus sontoloyo, saat memberikan pidato sambutan dalam acara pembagian sertifikat hak atas tanah untuk masyarakat Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (24/10) sore.
Hal ini diungkapkan Jokowi saat membuka pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen seluruh Indonesia, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).
"Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo. Jengkel, saya tak pernah sebelumnya pakai kata-kata seperti itu, saya bisanya (kalau bicara) bisa mengerem, tapi kalau sudah jengkel bagaimana?" kata Jokowi.
Dalam pertemuan ini, Jokowi mengatakan pada usia ke73, Indonesia seharusnya sudah mendapat predikat baik atau penilaian A.
Ia juga menyebutkan, negara lain mengagumi Indonesia karena memiliki kenakearagaman suku, agama, dan budaya.
Baca Juga: Tim Jokowi Dituding Setting Bakar Bendera Tauhid Agar Ricuh
Namun, karena pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga presiden, membuat tensi politk nasional meninggi. Padahal, kata Jokowi, setiap lima tahun selalu ada pemilihan.
"Dan dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, tidak beretika, tidak bertatakerama Indonesia," ucap Jokowi.
Menjelang pemilu, selau ada cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, ia mengajak publik untuk berhati-hati karena masih ada kepentingan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik memfitnah, cara-cara politik memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan, segala cara dihalalkan," kata Jokowi.