Iklan Kalimat Tauhid Dekat Rumah Jokowi, TKN: Provokasi

Jum'at, 26 Oktober 2018 | 19:22 WIB
Iklan Kalimat Tauhid Dekat Rumah Jokowi, TKN: Provokasi
Saat ramai polemik mengenai pembakaran bendera oleh Banser Nahdlatul Ulama di Garut, Jawa Barat, publik digegerkan oleh reklame bergambar tulisan Arab yang disebut Bendera Tauhid. [Facebook/Ade Mytha Arasy]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah papan reklame di Solo, Jawa Tengah, yang notabene kampung halaman Calon Presiden nomor urut 1 Jokowi, disewa seorang pengusaha untuk memasang gambar kalimat tauhid.

Ketiga papan iklan tersebut berada di Jalan Adi Sucipto Colomadu, sebelah rumah dinas Bupati Karanganyar, dan perempatan Sumber dekat rumah pribadi Presiden Jokowi.

Abdul Kadir Karding, Wakil Ketua Tim Kampanye pasangan Jokowi – Maruf Amin, menilai pemasangan iklan itu bentuk provokasi setelah insiden pembakaran bendera HTI oleh Banser Nahdlatul Ulama di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/10) akhir pekan lalu.

"Pertama, yang harus diketahui oleh pemasang, insiden pembakaran bendera di Garut oleh Banser itu tak ada hubungannya dengan Pak Jokowi. Jangan diasosiasikan yang dilakukan oleh Banser itu disuruh Pak Jokowi, tak ada,” tegas Karding dihubungi Suara.com, Jumat (26/10/2018).

Baca Juga: Pembacok Mahasiswa Unisma Masih Diburu Polisi

Ia menduga, reklame kalimat tauhid itu sengaja dipasang untuk memprovokasi publik Solo, menyusul pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut.

"Saya justru melihat bahwa jangan-jangan orang itu partisan, pendukung salah satu paslon (Pilpres 2019). Pasti, dugaan saya adalah sengaja untuk mencari perhatian, melakukan provokasi itu," kata dia.

Tak hanya itu, ia menduga orang yang memasang tersebut ingin menghubung-hubungkan antara Banser NU dengan Jokowi. Namun ia menegaskan, Jokowi bukan Banser NU.

“Iklannya ada yang dipasang di dekat rumah Pak Jokowi. Jadi, kayaknya persoalan ini dikelola dan ujungnya untuk melemahkan Pak Jokowi,” tukasnya.

Mengenai kasus pembakaran bendera, Karding menuturkan Banser NU dan banyak pihak termasuk aparat kepolisian sudah menegaskan, insiden itu bukan ditujukan untuk penodaan agama.

Baca Juga: Pekerja Tewas di RS Budi Asih, Perusahaan Berpeluang Kena Pidana

"Banser membakar bendera itu bukan berniat membakar kalimat tauhid, tapi bendera HTI, organisasi terlarang. Ada pula indikasi mengenai provokasi saat Hari Santri Nasional 2018. Sebab, bendera yang sama dikibarkan di sejumlah daerah Jawa Barat,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI