Suara.com - Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Adung Abdul Rochman menduga jika pengibar bendera berkalimat tauhid yang belakangan diklaim sebagai atribut HTI sudah dirancang oleh pihak tak bertanggung jawab. Hal ini disampaikan Adung menanggapi soal tindakan pembakaran bendera berkalimat tauhid yang diduga dilakukan anggota Banser NU, beberapa waktu lalu.
“Ini sudah direncanakan sistematis, di youtube ada video seorang anak yang berdiri di atas mobil bela-bela ini mengibarkan bendera,’’ kata Adung usai menghadiri kegiatan jumpa pers the 2nd Global Unity Forum yang diselenggarakan oleh GP Ansor di Hotel Marriot, pada Jum’at (26/10/2018).
Dia menyebutkan jika pengibaran bendera diduga milik HTI itu juga ditemukan di beberapa wilayah selain di acara peringatan Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat.
“Sudah sampaikan pengibaran bendera HTI polanya merata dimana-mana tidak hanya satu tempat," terangnya.
Baca Juga: Uni Eropa Apresiasi Konsep Circular Economy Indonesia
Adung pun mencontohkan di wilayah Garut saja ditemukan lima titik para oknum yang mengibarkan bendera HTI para saat perayaan HSN. Selain itu, di kota lain juga banyak ditemukan adanya pengibaran organisasi terlarang tersebut.
“Di Garut saja ada lima tempat belum di Kabupaten yang lain, Subang, Cianjur bahkan di Semarang di Kalimantan selatan, dugaan kita sudah direncakan sudah sistematis karena sebagian orang diamanakan dilepaskan lagi berasal dari luar kota yang datang ke situ sengaja,” kata Adung
Namun demilika, Adung menyatakan GP Ansor tidak akan mudah terpancing dengan pengibaran bendera HTI yang dianggap telah memicu kegaduhan di masyarakat.
“Ini sudah direncanakan sistematis maka dari itu kita tidak terpancing dengan kegaduhan,’’ tegasnya.
Kontributor : Abdus Somad
Baca Juga: Soal Cantrang, PSI: Sandiaga Bukan Bela Nelayan Tapi Pengusaha