Banding Meiliana Soal Azan Ditolak, PT Medan Dinilai Tak Cermat

Jum'at, 26 Oktober 2018 | 12:18 WIB
Banding Meiliana Soal Azan Ditolak, PT Medan Dinilai Tak Cermat
Meiliana, warga Tanjung Balai, Sumatera Utara, divonis penjara 1 tahun 6 bulan hanya karena bilang kepada tetangganya untuk mengecilkan volume pelantang suara di masjid saat kumandangkan azan. [VOA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) menyesalkan banding Meiliana ditolak oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, Sumatera Utara. Penolakan banding itu tertuang melalui putusan Nomor 784/Pid/2018/PT MDN pada Kamis (25/10/2018).

Majelis Hakim PT Medan menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama, PN Medan dengan menjatuhkan pidana 1 tahun dan 6 bulan pidana penjara.

Meiliana dihukum perkara penistaan agama, hanya gara-gara meminta volume pelantang suara masjid dikecilkan saat seseorang mengumandangkan azan. Dia dinyatakan terbukti telah melakukan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 156A KUHPidana.

“ICJR menyesalkan penolakan banding oleh Majelis Hakim PT Medan ini,” kata Anggara Direktur Eksekutif ICJR kepada Suara.com melalui keterangan tertulis, Jumat (26/10/2018).

Baca Juga: Jubir Prabowo-Sandi Sebut Koalisi Pendukung Jokowi Tak Harmonis

Menurut dia, pengadilan tidak cermat dan hati-hati dalam memeriksa unsur-unsur dalam Pasal 156A huruf a KUH Pidana. Ini merupakan pasal karet karena unsurnya yang sangat kabur.

Pasal ini berbunyi ‘Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia’.

“Dalam pasal ini, unsur ‘dengan sengaja’ harus dibuktikan secara hati-hati karena pasal ini lah yang menunjukkan niat atau mens rea dari perbuatan seseorang yang menghendaki timbulnya permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan agama,” ujar dia.

Sebagai catatan, unsur dengan sengaja dalam pasal ini merupakan kesengajaan dengan tujuan, sehingga niat untuk melakukan harus nyata-nyata ditujukan untuk perbuatan tersebut.

Berdasarkan Putusan PN dan pandangan ICJR melalui Amicus Curiae yang telah dikirimkan oleh ICJR kepada Pengadilan Tinggi Medan, disampaikan bahwa unsur ‘dengan sengaja’ ini secara substansi tidak dapat dibuktikan oleh Penuntut Umum dan Majelis Hakim dalam tingkat pertama. Sebab keduanya membuktikan unsur ini dengan fakta bahwa Meiliana menyampaikan keluhannya kepada Saksi Kasini alias Kak UO, yang berdasarkan keterangan Meiliana adalah “kok besar kali suara di Masjid itu, dulu ga begitu” dan berdasarkan keterangan saksi Kasini alias Kak UO, “kak tolong bilang sama uak itu, kecilkan suara masjid itu kak, sakit kupingku, ribut”.

Baca Juga: James Riady Akan Diperiksa KPK soal Suap Meikarta Akhir Oktober

“Pernyataan tersebut menurut ICJR bukan merupakan pernyataan yang dengan sengaja disampaikan untuk memunculkan rasa permusuhan terhadap suatu agama tertentu yang dianut di Indonesia,” jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI