Suara.com - Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammed bin Salman mengkaim penyelidikan masih berlangsung dalam kasus pembunuhan sadis dengan mutilasi Jamal Khashoggi. Penyelidikan itu diklaim Pangeran Muhammed tidak merusak hubungan baik antara negaranya dan Turki.
Pernyataan Bin Salman ini dibuat dalam pidatonya di hari kedua konferensi investasi yang saat ini sedang berjalan di Riyadh, dan satu hari setelah Erdogan membuka detail pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober di Konsulat Saudi di Istanbul.
"Saya ingin mengirimkan pesan: Mereka tidak akan berhasil melakukannya [merusak hubungan Saudi-Turki] selama masih ada raja yang bernama Raja Salman bin Abdulaziz dan putra mahkota yang bernama Mohammed bin Salman di Arab Saudi dan seorang presiden bernama [Recep Tayyip] Erdogan," kata putra mahkota, Rabu (24/10/2018).
Putra mahkota juga meyakinkan kedua negara saling bekerja sama untuk menemukan kebenaran di balik kematian sang jurnalis Khashoggi.
Baca Juga: Mobil Konsulat Arab Jelajahi Hutan Sebelum Khashoggi Dimutilasi
Pemerintah Saudi dan Turki, imbuh dia, sama-sama ingin mengetahui siapa yang bertanggung jawab di belakang tindakan kriminal ini.
Pada Rabu, presiden Turki dan putra mahkota Saudi berdiskusi melalui telepon tentang usaha bersama untuk membuka semua aspek pembunuhan Khashoggi, menurut sumber kepresidenan Turki.
Erdogan dan Bin Salman memutuskan sejumlah langkah yang harus dilakukan.
Khashoggi, kolumnis The Washington Post, menghilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Setelah menyangkal mengetahui keberadaan Khashoggi selama dua pekan, Arab Saudi berkata dia terbunuh dalam "perkelahian" di dalam konsulat.
Setelah itu, Raja Salman memecat wakil pimpinan badan intelijen Saudi, seorang penasihat tinggi, dan memerintahkan penangkapan 18 orang yang diduga terlibat dengan kasus ini.
Baca Juga: Direktur CIA Dengar Rekaman Detik-detik Khashoggi Dimutilasi
Di tengah kecaman global, para pemimpin dunia meminta pemerintah Saudi untuk menyediakan jawaban konkret soal kematiannya. (Anadolu)