Menggarisbawahi bahwa Khashoggi memiliki kepercayaan besar terhadap negara Turki, Aktay menyatakan: "Dia percaya bahwa bangsanya tidak akan menentangnya, bila ia mempercayai Turki. Dia terlalu yakin bahwa insiden semacam ini tidak akan terjadi di Turki. Dia tahu bahwa tidak akan ada penculikan di negara ini, karena Turki adalah negara hukum, dengan perlindungan polisi yang berkemampuan sangat baik. Nah, apalagi di konsulat. Rasa percaya dirinya adalah benar-benar milik seorang manusia biasa. Kepercayaan diri inilah yang merusaknya."
Aktay menambahkan: "Kejadian ini benar-benar mengerikan.Benarkah sebuah konsulat tak bisa dipercaya? Padahal setiap warga negara di luar negeri, dalam mengurusi hal tertentu mesti berkunjung ke konsulat negaranya sendiri. Bila konsulat-konsulat bisa menjadi tempat yang mudah untuk melakukan pembunuhan lalu ditutup-tutupi, warga bakal kehilangan kepercayaan.
Padahal, dunia modern mengenal tingkat kepercayaan yang canggih, bukan? Tentu saja, negaranya tidak menuduh dia melakukan kejahatan. Bila pandangannya yang berseberangan dianggap sebagai kejahatan, maka pertentangan ini akan tetap ada sampai waktu yang demikian panjang. Ia terkadang memiliki pandangan berbeda dengan negaranya sendiri selama Kebangkitan Arab, namun tidak ada seorangpun yang menanyainya, "Mengapa Anda berada di pihak yang berbeda?"
"Ia berkeberatan atas kehadiran Saudi di Yaman [2015] saat terjadi gerakan Kebangkitan Arab yang berujung pada pelanggaran berat hak asasi manusia. Peran Saudi dalam pengamatannya justru memperdalam konflik, bukan memberikan solusi. Kini kita memiliki pandangan yang sama akan hal ini."
Baca Juga: Nicki Minaj Dituduh Jiplak Lagu Milik Tracy Chapman