Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI merilis laporan keuangan kuartal III-2018 pada hari ini (Rabu/24/10/2018), BBRI mencatat laba bersih sebesar Rp 23,5 triliun sampai kuartal III-2018.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengungkapkan, angka tersebut naik 14,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan laba ini didorong oleh pertumbuhan fee based income yang naik 18,4 persen yoy.
Hingga akhir September, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp 808,9 triliun atau naik sebesar 16,5 persen dibandingkan periode September 2017 sebesar Rp 694,2 triliun. Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit perbankan nasional pada September 2018 sebesar 12,6 persen.
Dari sisi komposisi kredit, BRI konsisten meningkatkan penyaluran kredit ke segmen UMKM. Kredit senilai Rp 621,8 triliun atau sekitar 76,9 persen dari total kredit BRI disalurkan ke segmen UMKM hingga akhir September 2018.
Baca Juga: Redam Keganasan Singo Edan, Bhayangkara FC Beranjak ke Tiga Besar
"Secara year on year, kredit ke segmen UMKM tumbuh 16,5 persen. Ini bukti komitmen BRI untuk terus memberdayakan UMKM di Indonesia," katanya di Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Selain kredit, kinerja bisnis ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BRI per September 2018 tercatat sebesar 70,6 persen lebih rendah dibandingkan September 2017 yakni 73,2 persen.
“Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan layanannya,” kata Haru.
Adapun dari sisi simpanan Bank BRI, dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh dua digit sebesar 13,3 persen menjadi Rp 872,7 triliun. Dana murah (CASA) masih mendominasi dengan proporsi 56,5 persen.
Baca Juga: Di Musala, Proses Belajar PAUD Tunas Bina Diklaim Efektif