Bendera Tauhid Dibakar, FUI Berharap Presiden Jokowi Tobat Nasuha

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 24 Oktober 2018 | 20:21 WIB
Bendera Tauhid Dibakar, FUI Berharap Presiden Jokowi Tobat Nasuha
Aksi bela bendera tauhid yang dilakukan Forum Ukhwah Islamiyah (FUI) diikuti oleh ratusan peserta. Aksi tersebut dipusatkan di Masjid Taqwa Suronatan, Jalan Taqwa NG II/676 A, Kota Yogyakarta. [Suara.com/Abdus Somad]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi Bakar Bendera, FUI: Permisal Jokowi Taubatan Nasuha Tidak Masalah

Forum Ukhwah Islamiyah di Yogyakarta, menggelar aksi untuk mengecam pembakaran bendera kalimat tauhid yang dilakukan Banser Nahdlatul Ulama saat Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/10) akhir pekan lalu.

Dalam aksi tersebut, Presidium FUI Syukri Fadholi juga mengkritik Presiden Jokowi. Sebab, ia mengklaim, selama empat tahun terakhir kepemimpinan Jokowi, umat Islam ditekan serta para ulama dikriminalisasi.

“Empat tahun ini umat Islam dalam kondisi tertekan, seolah-olah islam terfitnah, dikriminalisasi, terakhir pembakaran bendera itu,’’ kata Syukri.

Baca Juga: Studi : Mencium Baju Bekas Pasangan Bisa Mengurangi Stres

Dirinya menjelaskan, pemerintah seharusnya mengatukan umat. Kalau tidak seperti itu, negara dalam kondisi bahaya.

“Kewajiban pemerintah tampil sebagai penyatu umat bukan pemecah umat, kalau aparatur tidak bisa menyatukan umat bisa bahaya,’’ katanya.

Lebih lanjut dirinya mengakui, umat Islam dalam kondisi terbelah karena janji-janji politik Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla banyak tidak tercapai.

“Harus jujur, rakyat terbelah, karena kebijakan pemerintah yang tidak sesuai harapan dan janji-janji,’’ tegasnya.

Menurutnya bangsa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang jujur serta dapat menyatukan ummat seluruh Tanah Air.

Baca Juga: Motif Ong Tembak Anak Istri dan Anjing Sebelum Bunuh Diri Terkuak

“Bangsa ini butuh sosok pemimpin yang jujur yang mau menyatukan umat, kalau permisal jokowi taubatan nasuha itu juga tidak masalah,’’ ungkapnya.

Syukri menyakini, ketika seorang pemimpin hanya mencari jabatan maupun kekuasaan untuk mencapai sebuah kehormatan, tidak akan membuat bangsa Indonesia lebih maju.

“Rakyat dan bangsa ini butuh sosok pemimpin yang berkearifan, merakyat, Insyallah rakyat tentram,” tandasnya.

Kontributor : Abdus Somad

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI