Suara.com - Hampir sepekan sudah kasus kematian Kardianus Rinyuang (21) berlalu. Kekinian, polisi mulai menyimpulkan motif Julianto (24) sampai tega menghabisi nyawa Kardianus yang tak lain adalah kekasih sesama jenisnya.
Kanit Reskrim Polsek Bintan Timur Ipda Moh Fajri Firmansyah mengatakan, sudah 7 bulan pelaku dan korban saling mengenal.
Namun, hubungan spesial sesama jenis itu baru tiga bulan berjalan. "Tapi korban sudah tinggal serumah dengan pelaku selama 3 minggu belakangan," ujarnya seperti diberitakan Batamnews—jaringan Suara.com, Rabu (24/10/2018).
Korban ini, kata Fajri, memiliki sifat tempramen dan cemburuan. Dia sering marah-marah, bahkan suka merendahkan dirinya sendiri di hadapan pelaku, dengan mengatakan hanya menumpang di rumah pelaku, dan minta diantar jemput ke tempat kerja setiap hari.
Baca Juga: Jokowi Sindir Oposisi: Salah Sedikit Demo 3 Bulan di Depan Istana
Pelaku dan korban selama tinggal serumah sering ada keributan atau cekcok mulut. Akibat sifat itulah pelaku kesal sehingga melalukan aksi keji itu.
"Awalnya, niat pelaku tidak untuk membunuh, hanya membuat pingsan korban karena sering ngomel-ngomel," jelasnya.
Sementara Kabid Dokkes Polda Kepri Kombes Djarot Wibowo mengatakan, dari hasil autopsi, kematian Kardianus disebabkan kekerasan pada leher. Berdasarkan pola dan gambarannya itu sesuai dengan kasus jeratan.
"Pada leher korban ditemukan luka lecet tekan melingkar dari depan bawah ke belakang atas. Ujung-ujung jari kaki ditemukan luka lecet geser. Punggung tangan ditemukan memar ukuran kecil. Di bawah selaput keras otak ditemukan pendarahan sekira 3-5 cc. Tidak ditemukan perdarahan otak, tulang lidah sisi kiri patah disertai resapan darah, ditemukan resapan darah pada daerah jaringan ikat bawah kulit daerah leher dan ditemukan luka-luka lecet pada jari-jari kaki," bebernya.
Sebelumnya, kematian Kardianus yang sempat diduga gantung diri di Kampung Kolong Enam RT1/RW22, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur (Bintim), Kamis (18/10/2018) lalu. Namun ternyata korban pembunuhan.
Baca Juga: Tanggapi Pembakaran Bendera Tauhid, Menag Minta Tak Ada Demo
Remaja kelahiran Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat itu dibunuh oleh Julianto (24) yang tak lain pacarnya. Keduanya adalah homoseksual.