Suara.com - Jokowi Ngaku Jengkel Sehingga Keceplosan Ngomong Politikus Sontoloyo
Presiden Jokowi mengakui keceplosan mengucapkan politikus sontoloyo, saat memberikan pidato sambutan dalam acara pembagian sertifikat hak atas tanah untuk masyarakat Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (24/10) sore.
Hal ini diungkapkan Jokowi saat membuka pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen seluruh Indonesia, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/10/2018).
"Inilah kenapa kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo. Jengkel, saya tak pernah sebelumnya pakai kata-kata seperti itu, saya bisanya (kalau bicara) bisa mengerem, tapi kalau sudah jengkel bagaimana?" kata Jokowi.
Baca Juga: Praperadilan Ditolak, KPK: Putusan Hakim Pertegas OTT Irwandi
Dalam pertemuan ini, Jokowi mengatakan pada usia ke73, Indonesia seharusnya sudah mendapat predikat baik atau penilaian A.
Ia juga menyebutkan, negara lain mengagumi Indonesia karena memiliki kenakearagaman suku, agama, dan budaya.
Namun, karena pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga presiden, membuat tensi politk nasional meninggi. Padahal, kata Jokowi, setiap lima tahun selalu ada pemilihan.
"Dan dipakailah yang namanya cara-cara politik yang tidak beradab, tidak beretika, tidak bertatakerama Indonesia," ucap Jokowi.
Menjelang pemilu, selau ada cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, ia mengajak publik untuk berhati-hati karena masih ada kepentingan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca Juga: Survei Populi: Elektabilitas Prabowo - Sandiaga Naik Tipis
"Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik memfitnah, cara-cara politik memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan, segala cara dihalalkan," kata Jokowi.