“Kemudian ada ‘orang pintar’ dari Surabaya yang bilang ada mobil yang menginjak makam. Setelah mobil itu dipindah lampu di dalam GOR kembali menyala,” jelasnya.
Warga sekitar mengakui, tak pernah mendapat gangguan supranatural atau lainnya akibat keberadaan makam itu.
Warga di daerah tersebut menurutnya aman-aman saja, dengan adanya makam di sebelah GOR tersebut.
Pemerintah Kelurahan Sriwedari lantas tak berani memindah makam karena terganjal wasiat Mbah Precet.
Baca Juga: 4 Tahun Jokowi - JK, Hilangkan Anggapan Jawa Sentris
“Hanya ada satu makam di daerah tersebut. Ritual-ritual tak ada. Warga masih menghormati makam tersebut, anak cucu [Mbah Precet] juga tidak pernah diketahui siapa,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, setiap malam Jumat, makam tersebut selalu ditaburi bunga. Prosesi itu dilakukan pada sore hingga malam, tergantung orang-orang yang datang.
Orang-orang biasanya datang untuk berziarah ke makam tersebut. “Ada yang datang pukul 22.00 WIB, pukul 00.00 WIB juga ada,” jelas dia.
Ketua RT2/RW2 Teposanan, Sriwedari, Sumanto, mengatakan hal yang sama. Makam tersebut tak ada yang pernah memindahkannnya. Warga sekitar masih menghormati makam tersebut sebagai makam sesepuh di daerah tersebut.
Dia mengakui, tak ada warga yang membangun atau merenovasi makam tersebut seperti makam-makam yang lainnya karena berada di tengah-tengah jalan.
Baca Juga: Ultah 3 Tahun Jasa Pengiriman Ini Tabur Promo
“Kalau yang kasih ubin-ubin [warna merah] katanya pengusaha dari Tipes. Ubin-ubin sebagai penanda di tempat tersebut ada makam,” Kata dia.