Polisi: Bendera Tauhid Dibakar Banser karena Mau Diinjak Massa

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 23 Oktober 2018 | 16:38 WIB
Polisi: Bendera Tauhid Dibakar Banser karena Mau Diinjak Massa
Oknum Barisan Ansor Serba Guna Nahdlatul Ulama membakar bendera yang dinilai sebagai atribut HTI. [Facebook/Cep Herman Syah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Daerah Jawa Barat masih melakukan penyelidikan terkait kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di sela acara peringatan hari santri nasional di Limbangan, Garut, Minggu (21/10/2018).

Polisi baru memanggil 3 saksi untuk dimintakan keterangan terkait kasus pembakaran bendera itu. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jendral Agung Budi Maryoto mengatakan, ketiga orang itu berinisial A, N, dan F.

"Kami dapat informasikan dari fakta sementara, tepatnya di Alun-laun Limbangan, ada 3 orang atas inisial A, N dan F. Sekarang sedang dilakukan pemeriksaan mendalam oleh Polres Garut," ucap Agung di Mapolda Jabar, Jalan Sukarno Hatta, Bandung, Selasa (24/10/2018).

"Kami masih memproses, mengundang tim ahli, kemudian nanti gelar perkara, dan ahli yang akan menentukan. Kalau kepolisian dari tahap prapenyelidikan dan nanti penyelidikan, kami ke tahap berikutnya," lanjutnya.

Baca Juga: Tusuk Kemaluan Janda Pakai Sendok, Sofyan: Dia Matre

Agung menjelaskan, kronologi kejadian pembakaran bendera itu. Berdasarkan keterangan terperiksa, pembakaran bendera itu terjadi di lapangan Limbangan, Kabupaten Garut di sela-sela acara peringatan Hari Santri Nasional, Minggu (21/10).

Saat ratusan santri berkumpul dan melakukan upacara peringatan hari santri nasional, tiba-tiba ada salah satu peserta yang mengibarkan bendera bertuliskan kalimat tauhid.

Kemudian, lanjut dia, tiga orang yang mengenakan seragam Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) mengamankan orang yang mengibarkan bendera itu.

"Secara refleks 3 orang yang menggunakan seragam Banser merebut bendera tersebut, dan sudah diserahkan. Kemudian, tadinya bendera itu mau diinjak-injak oleh massa lain, dan ketiga orang ini berinisiatif membakar bendera itu," jelasnya.

Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyangkal ada pembiaran terhadap anggota Banser NU yang terekam video membakar bendera tauhid di acara perayaan Hari Santri Nasional di Garut.

Baca Juga: Polisi Pastikan Proses Hukum Kasus Pembakaran Bendera Tauhid

Menurut pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu, aksi membakar bendera tauhid tersebut dilakukan secara spontan. Ia menyayangkan adanya aksi pembakaran bendera berlafaz tauhid tersebut.

"Anak-anak itu membakar secara spontan, dan kami sangat menyayangkan kejadian itu," kata Gus Yaqut kepada Suara.com, Selasa (23/8/2018).

Dalam berbagai media, Gus Yaqut sempat menjelaskan bahwa yang dibakar oleh anggota Banser NU tersebut ialah bendera yang seringkali digunakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)—organisasi terlarang.

Namun, saat dikonfirmasi ulang oleh Suara.com, Gus Yaqut menyebut bendera itu seringkali terlihat dipakai HTI.

"Soal benar atau tidak, bendera itu yang selalu digunakan HTI di setiap kegiatan mereka. Banyak jejak digitalnya," ujar dia.

Gus Yaqut mengungkapkan, GP Ansor sudah memiliki prosedur tetap (protap) apabila menemukan bendera HTI.

"Jika menemukan simbol HTI supaya didokumentasi, lalu diserahkan ke aparat kepolisian," kata dia.

Dengan adanya aksi di luar kendali GP Ansor, anggota-anggota yang diketahui telah membakar bendera yang diklaim sering digunakan oleh HTI telah diserahkan ke pihak kepolisian.

"Kami serahkan proses hukum. Yang melakukan sedang dimintai keterangan di kepolisian," pungkasnya.

Kontributor : Aminuddin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI