Survei LSI: 89 Persen Responden Dongkol dengan Kasus Ratna

Selasa, 23 Oktober 2018 | 16:01 WIB
Survei LSI: 89 Persen Responden Dongkol dengan Kasus Ratna
Aktivis Ratna Sarumpaet (tengah) dengan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Dirkrimum Polda Metrojaya, Jakarta, Jumat (5/10). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengadakan penelitian untuk mengetahui reaksi masyarakat terkait kasus berita bohong alias hoaks Ratna Sarumpaet. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 89,5 persen koresponden tidak menyukai soal pemberitaan Ratna yang mengklaim dianiaya sejumlah orang.

"Dari mereka yang pernah mendengar berita hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet sebesar 89,5 persen menyatakan jengkel, dongkol, atau tidak suka dengan berita hoax tersebut," kata Peneliti LSI Ikrama Masloman di Kantor LSI, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa (23/8/2018).

Terkait kasus ini, hanya 3,7 persen yang menyukai adanya berita bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet dan 6,8 persen memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu.

Di samping itu, sebanyak 57,9 persen responden mendesak adanya pengusutan tuntas terhadap kasus Ratna Sarumpaet. Sedangkan responden yang tidak mendesak hanya sebesar 16 persen responden dan 26,1 persen responden memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu.

Baca Juga: Atiqah Hasiholan Mau Digarap Polisi Malam Ini, Berikut Alasannya

Survei dilakukan sejak 10 hingga 19 Oktober 2018 melalui face to fave interview menggunakan kuesioner. Survei tersebut menggunakan metode metode multistage random sampling dengan 1200 responden dari 34 provinsi di Indonesia dan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Diketahui, polisi telah menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka terkait kasus penyebaran berita hoaks di media sosial. Buntut dari drama penganiayaan itu juga telah menyeret Ratna ke penjara. Polisi meringkus Ratna Sarumpaet saat berada di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten pada Kamis (4/10) malam.

Dalam kasus ini, Ratna dijerat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 46 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman hukuman penjara 10 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI